Mahfud bercerita karena ibunya hidup saat jaman penjajahan, sekolah yang ditempuh oleh ibunya hanya sekolah rakyat.
"Karena dia lahir di jaman penjajahan dulu, orang-orang desa cuma Sekolah Rakyat," kata dia.
Mahfud lanjut bercerita soal ayahnya yang juga tamatan Sekolah Rakyat, namun memiliki pandangan ke depan yang tinggi.
"Ayah saya juga Sekolah Rakyat, tapi dia punya visi yang tinggi bahwa pendidikan yang baik itu akan menjadi pintu sukses bagi setiap orang," kata Mahfud.
Ayah Mahfud menyekolahkan semua anaknya dengan harapan semua anaknya menjadi orang yang sukses.
"Maka anak-anaknya disekolahkan semua," kata Mahfud.
• Di ILC, Mahfud MD Tantang Debat Orang yang Miliki Pandangan soal Radikalisme: Saya Juga Boleh Bicara
Ia lanjut mencontohkan dirinya yang berhasil sekolah hingga menjadi doktor.
"Saya sampai doktor misalnya," ujar Mahfud.
Karena faktor ekonomi keluarga yang tidak baik, Mahfud berhasil sekolah dengan biaya dari yayasan.
"Saya sekolah selalu dibiayai oleh yayasan," kata dia.
Ia mencontohkan waktu menempuh pendidikan Strata satu dirinya dibiayai oleh Yayasan Pemda Madura.
"Misalnya waktu S1 saya dibiayai oleh Yayasan Darma Siswa, itu Yayasan Pemerintah Daerah Madura," kata Mahfud.
Kemudian ketika masih SMA, ia dibiayai oleh Kementerian Agama karena dianggap bagus.
"Waktu SMA saya dibiayai oleh Kementerian Agama, karena dianggap bagus diberi beasiswa disekolahkan ke Jogja," jelasnya.
Lalu saat menempuh pendidikan S2 ia dibiayai oleh Supersemar dan di S3 ia dibiayai oleh Supersemar dibantu Tim Manajemen Program Doktor yang merupakan bentukan Kemendikbud.