Akhmad mengatakan guru tersebut tampak lemas dan tidak berdaya.
Ia juga tak melihat darah yang keluar dari tubuh guru tersebut, akan tetapi guru itu tak memberikan respons berarti.
"Saya sempat kasih nafas buatan tiga kali. Sempat merespons sebentar. Setelah itu, langsung saya gendong dan saya masukkan ke dalam mobil ambulans," jelasnya.
Ia pun mengaku ikut ke dalam mobil ambulans dan menuju RS Meidika.
Di rumah sakit, guru yang akrab disapa Rini ini diberi penanganan awal.
"Sempat menggunakan alat pompa jantung, tapi nyawanya sudah tidak bernyawa. Ia dinyatakan sudah meninggal dunia," kata dia.
Pihak Dinas Pendidikan Kota Pasuruan belum dapat berkomentar banyak mengenai kejadian ini.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, Siti Zunniati menyebut dirinya sudah melapor ke Sekda Kota Pasuruan dan menunggu arahan lebih lanjut.
Namun, pihaknya belum dapat mengambil kebijakan.
Sementara itu menurut keterangan dari pihak kepolisian, atap gedung tersebut baru saja diganti pada 2017.
Hal ini disampaikan oleh Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera.
"Informasi awal yang kita dapat atap kelas baru diganti pada 2017 lalu. Dugaan awal, konstruksi atap tidak sesuai spesifikasi," terang Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera.
"Karena dari ambruknya sekolah itu kemungkinan besar ada unsur lalai atau Pasal 359 yang mengakibatkan meninggalnya orang," tambahnya.
Untuk itu, polisi berencana memeriksa pemborong serta pihak yang membuat perencanaan gedung.
"Dan beberapa penanggungjawab, bukan hanya penanggungjawab pemborong itu saja, tapi juga yang merencanakan bagian administrasinya," ungkapnya.