Kabinet Jokowi

Singgung soal Kasus Penusukan Wiranto, Rocky Gerung: Orang yang Berpotensi Stres, Berpotensi Radikal

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Politik Rocky Gerung menanggapi tentang bergabungnya Prabowo Subianto dalam koalisi Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung memberikan komentarnya terkait isu radikalisme yang kini ramai diperbincangkan.

Rocky Gerung lantas menyinggung soal penusukan terhadap mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.

Tak menyebut pelaku penusukan menganut paham radikalisme, Rocky Gerung justru menuding Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memiliki pemahaman tersebut.

Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Rocky Gerung dalam channel YouTube Resonansi TV pada Senin (4/11/2019).

Prabowo Jadi Menhan, Rocky Gerung Singgung soal Ketakutan Jokowi: Mulai Khawatir

Bahas Prabowo Jadi Menteri, Rocky Gerung Blak-blakan Ungkap Ketakutan Jokowi hingga Rekrut Mahfud MD

Rocky Gerung mulanya menyoroti tentang persaingan Prabowo Subianto dan Mahfud MD.

Mahfud MD disebutnya kini merasa minder dengan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

Diketahui kini Mahfud MD menjabat sebagai Menko Polhukam periode 2019-2024.

"Sebenarnya kalau dibawa terbalik, menkonya justru minder pada menterinya, itu inferiority complex (merasa lemah -red)," kata Rocky.

"(Dengan mengucapkan) saya (Mahfud MD) yang berkuasa, saya (Mahfud MD) menkonya tuh."

Menurutnya, secara penampilan Prabowo tampak lebih elegan dibandingkan dengan Mahfud MD.

"Katanya mau rekonsiliasi, kenapa mesti menganggap bahwa dirinya lebih berkuasa, padahal publik menganggap bahwa penampilan Prabowo lebih elegan sebagai tokoh publik," kata Rocky.

Ia menambahkan, Prabowo memiliki keahlian dalam menunjukkan potensi dalam kabinet.

"Prabowo juga tahu cara menceritakan diri sebagai tokoh baru di kabinet, walaupun di bawah orang tetap menganggap itu sinyal apa sih, kita kan tetap pengin Prabowo di luar," ucapnya.

Lebih lanjut, Rocky menyinggung soal isu radikalisme.

"Enggak, karena pembelahan itu ada di level society, sementara rekonsiliasi ada di level elit, apalagi masuk isu radikalisme," kata Rocky.

Halaman
123