TRIBUNWOW.COM - Sudah hampir 30 tahun sejak suaminya meninggal dunia, Rukiyah alias Mak Iyah (100) hidup sebatang kara di gubuk reyot.
Mak Iyah tinggal di tengah areal kebun sayur di Kampung Pasir Baing RT 005 RW 003 Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Mak Iyah kini sudah tidak bekerja.
• Kisah Junaedi, Buruh Bengkel Rakit Helikopter Pribadi karena Bosan Kemacetan, Lihat Penampakannya
Saban hari, ia habiskan dengan berdiam diri di rumah.
Sesekali turun ke perkampungan warga untuk berinteraksi atau sekedar mengobrol dengan tetangga.
Kendati masih sanggup berjalan, namun harus tertatih-tatih karena tubuhnya semakin ringkih.
Penglihatannya sudah mulai kabur dan mengalami gangguan pendengaran.
Untuk menyambung hidup, perempuan berusia seabad itu kini hanya bisa mengharapkan belas kasihan tetangga dan warga sekitar.
Ada yang menyumbang beras, memberi makanan dan ada yang sedekah uang.
Uang pemberian itu lantas dibelikan makanan atau bahan masakan.
"Suka nyangu (menanak nasi) sama goreng (ikan) asin. Kalau lalapan nyari di kebun," kata Mak Iyah, saat ditemui Kompas.com, di gubuk reyotnya, Sabtu (2/11/2019).
Kendati hidup dari kedermawanan orang, namun Mak Iyah mengaku tidak berani meminta-minta.
Bahkan, ketika ada warga yang ingin mengajaknya tinggal, ia lebih memilih tetap di gubuknya.
"Isin nyungkeun mah (malu kalau minta) emak mah se-dikasihnya saja," ucap dia.
Tetangga terdekat, Erah (65) menuturkan, sejak hidup menjanda dan tidak lagi bisa bekerja, kebutuhan hidup sehari-hari Mak Iyah dibantu warga.
• Cerita Petani NTT Diundang Kemendikbud karena Berhasil Asuh sang Anak Jadi Bupati 2 Periode