"Ya karena itu, kan di situ kan setiap dua rumah pasti ada intel kan."
"Kalau saya tanya kenapa saya yang diundang kenapa enggak yang lain, yang lain enggak mau datang karena menganggap kami sarang teroris," lanjut Rocky Gerung.
Selain alasan tersebut, Rocky Gerung juga dianggap orang yang terbuka dalam menyampaikan ilmu.
"Kenapa saya diundang, karena mereka lihat bahwa saya bisa ucapkan itu tanpa ada beban, bahkan debat tentang atheisme," kata Rocky Gerung.
Lihat videonya sejak menit ke-4:55:
Sedangkan, Rocky Gerung mengatakan, sebenarnya dirinya hendak memberikan pengajaran di kampus untuk memerangi pikiran radikalisme melalui dialog.
"Kalau kampus terpapar radikal maka terapinya adalah criticism (pemikiran kritis) kalau dia didoktrin maka dia harus diubah dengan dokumentasi rasional kan," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung menjelaskan, dirinya bermaksud untuk membongkar pikiran seseorang yang terpapar radikalisme.
"Oke, saya datang ke kampus untuk mengucapkan argumentasi rasional, jadi saya berupaya untuk membongkar di mana radikalisme bersembunyi melalui dialektika pikiran itu, argumen," jelasnya.
Bahkan, pria lulusan Universitas Indonesia ini mengaku sudah ditolak oleh beberapa kampus.
"Saya ditolak dari kampus, sudah tiga ke provinsi nolak saya digembokkin," katanya.
Kemudian, Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga hadir pada acara itu, Azyumardi Azra menilai orang yang sudah terpapar radikalisme sangat sulit diajak berdiskusi lagi.
"Tapi biasanya begini Bung Rocky, mahasiswa-mahasiswa yang sudah terpapar dan apalagi menjadi die hard, ya die hard radical dengan ide khilafah dan biasanya tidak mau dialog atau mempersoalkan itu," ucap Azyumardi Azra.
Rocky Gerung menjawab, jika pemerintah berpikiran demikian maka itu salah.
Menurutnya, pemikiran radikalisme bisa diperangi dengan wacana kritis.