Sebelumnya, Rocky Gerung menilai Jokowi seharusnya lebih tegas lantaran dirinya memang memiliki hak untuk menentukan siapa menterinya.
"Saya tidak lihat begitu ya, saya lihatnya terbalik. Mustinya presiden marah pada koalisi yang neken-neken."
"Kan dia bisa bilang, dua minggu berturut-turut saya presiden Republik Indonesia mendengar kalian mengatakan itu hak prerogatif presiden kenapa akhirnya," tegas Rocky Gerung.
"Itu memang hak prerogatif presiden," balas Eko.
• Soal Tetty Paruntu Tak Jadi Menteri, Rocky Gerung Imbau Jokowi Minta Maaf: Dia Dipermalukan
Rocky Gerung melanjutkan, seharusnya Jokowi lah yang marah lantaran banyak pihak yang dianggap telah menekan presiden dalam penentuan menteri.
"Ya karena itu mustinya presiden marahin kenapa dia yang minta maaf, yang hak dia diganggu oleh konstituennya sendiri kan, kan logic-nya begitu kan," ujar Rocky Gerung.
"Pemilihan menteri itu memang hak prerogatif presiden," balas Eko lagi.
Namun, Rocky Gerung merasa Eko tidak menangkap apa maksud pernyataanya.
Rocky Gerung merasa presiden mesti marah terhadap orang-orang yang telah menekannya lantaran penyusunan menteri itu haknya.
"Ya betul itu hak presiden, karena presiden musti marah mereka yang ngotot untuk minta jatah itu kan logikanya."
"Bukan-bukan you ndak nangkep logikanya gini yah," katanya.
Eko menjelaskan, Jokowi minta maaf bukan hanya pada partai.
Ia meminta pada banyak pihak termasuk masyarakat.
• Singgung Radikalisme, Rocky Gerung: Rezim Biasanya Mulai Asal Tuduh kalau Gagal Sejahterakan Rakyat
"Nggak cuma partai yang minta jatah, artinya banyak masyarakat juga mencalonkan si A, si B ini biasa dalam demokrasi," kata Eko.
Rocky Gerung lantas berkeras pada pendapatnya bahwa presiden memang tidak perlu minta maaf.