Kemudian, Ilyas mengaku mendapat Rp 4 juta setelah berhasil membunuh Apriyanti.
Lantaran tak tega memberikan uangnya kepada orang tua, akhirnya uang itu digunakan untuk membeli minum-minuman keras.
Ilyas juga mengaku hidupnya tak tenang semenjak kejadian tersebut.
"Saya tidak tega berikan uang itu ke orang tua. Saya habiskan sendiri beli minum-minuman keras untuk melupakan kejadian (pembunuhan) itu," jelas Ilyas.
• Pengakuan Pembunuh Apriyanita, PNS PU yang Mayatnya Dicor: Kasih Minum Air Dicampur Obat Tetes Mata
Sedangkan, Ilyas sendiri akhirnya ditangkap oleh kepolisian saat berada di warnet di kawasan Rawa Kasih pada Jumat (25/10/2019).
Ilyas mengaku dirinya menyesal dan tak tahu nasibnya kelak.
"Saya menyesal, tidak tahu nantinya bagaimana nasib saya," lanjutnya.
3. Kesaksian Warga soal Ilyas: Seperti Dikejar Seseorang
Warga sekitar rumah Ilyas tinggal mengaku bahwa pelaku mengalami perubahan sifat.
Ilyas sering ketakutan terutama di malam hari.
Bahkan di malam hari, Ilyas sempat teriak-teriak.
Pria 26 tahun itu seperti dikejar-kejar seserorang.
"Dia (Ilyas) sempat teriak-teriak saat malam hari, orang tua juga bingung, kayak dikejar seseorang," ungkap warga sekitar rumah Ilyas yang tak mau disebutkan namanya.
Sedangkan, warga tersebut juga mengaku tak menyangka Ilyas bisa berbuat demikian.
4. Kondisi Jenazah Apriyanita saat Ditemukan
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com pada Minggu (27/10/2019), Apriyanita ditemukan setelah 17 hari menghilang.
• PNS di Palembang Dibunuh Lalu Dicor Semen, Keluarga: Mereka Sadis, Pantas Dihukum Mati
Polisi sempat kesulitan menemukan jenazah Apriyanita.
Polisi bahkan sempat menggali lima lokasi di sekitar TPU Kandang Kawat untuk menemukan jenazah Apriyanita.
Sedangkan jenazah ditemukan dalam tanah di kedalaman sekitar 50 sentimeter.
Saat ditemukan, jenazah Apriyanita ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Kakinya dalam keadaan terikat tali.
Wanita 50 tahun itu ditemukan masih menggunakan baju yang sama saat meninggalkan rumah pada 9 Oktober 2019.
Selain itu, saat cor-coran yang membungkus tubuh Apriyanita dibongkar, jenazah sudah dalam keadaan busuk.
Tubuh Apriyanita juga rusak.
Sedangkan, orang yang memecahkan cor yang menimbun tubuh Apriyanita adalah kakaknya sendiri, Heriyanto (55).
Keluarga Apriyanita sempat menyangka bahwa korban tak kunjung pulang karena diculik.
5. Kecurigaan Warga di sekitar TPU Kandang Kawat
Warga sekitar TPU Kandang Kawat, Watoni mengungkap kecurigannya pada satu di antara pembunuh Apriyanita, Nopi.
Sedangkan, Nopi juga merupakan tukang gali kubur TPU tersebut.
Watoni memperkirakan, jenazah Apriyanita pada malam hari sekitar 21.00 WIB dan 22.00 WIB.
Pasalnya, pada jam-jam tersebut pemakaman sudah mulai sepi.
"Kalau sore sampai habis magrib masih ada orang. Kalau saya kira di atas jam sembilan malam dia kuburkan," kata Watoni.
Watoni melanjutkan, dirinya curiga dengan Nopi lantaran ia tak kunjung bekerja sejak 9 Oktober 2019.
Apalagi, ada beberapa polisi yang datang mencari Nopi.
Padahal, barang-barang Nopi masih berada di sekitar pemakaman.
"Biasanya pagi sudah ada. Tapi sejak waktu itu dia tidak keluar."
"Awalnya kami sudah curiga waktu polisi datang mencarinya. Kami kira ada apa. Baru tahu kalau kejadian kemarin," jelas Watoni.
Watoni menjelaskan, tempat untuk mengubur Apriyanita merupakan tanah kosong.
Tanah kosong tersebut biasa dilewati peziarah makam.
• Pengakuan Pembunuh PNS yang Jasadnya Dicor: Saya Habiskan Beli Minuman Keras untuk Lupakan Kejadian
Sementara itu, warga sekitar yang lain, Zubaidah juga mengungkapkan kecurigaanya.
Zubaidah curiga jenazah Aprianita dimakamkan di belakang pondok milik Nopi.
Pasalnya, ada coran yang terlihat masih basah.
"Waktu polisi datang, saya sudah curiga disitu. Eh ternyata benar. Nopi sudah lama hilang," ungkap Zubaidah.
Nopi sendiri keberadaanya masih belum diketahui.
Ia sudah bekerja cukup lama di TPU tersebut.
Di dalam pondok Nopi bekerja, terdapat papan nomor teleponnya.
Nomor telepon itu digunakan agar orang-orang dapat menghubunginya, membantu menggali kubur hingga memasang nisan makam. (TribunWow.com)