Kabinet Jokowi

Rakyat Kaget atas Kabinet Jokowi, Nasir Djamil: Politik Tak Boleh Bawa Perasaan tapi Bawa Perubahan

Penulis: Desi Intan Sari
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Nasir Djamil

TRIBUNWOW.COM - Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil mengatakan dalam masalah politik orang-orang seharusnya tidak bawa perasaan tapi bawa perubahan. 

Hal tersebut Nasir Djamil ungkapkan melalui channel YouTube Indonesia Lawyers Club yang tayang pada Rabu (23/10/2019).

Pada awalnya Djamil menjelaskan bahwa pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno terkejut dengan kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode 2019-2014.

"Masyarakat yang dulu berharap bahwa Prabowo dan Sandiaga menjadi presiden dan wakil presiden dengan situasi ini tentu mereka terkejut," ungkap Nasir Djamil.

Di ILC, Kader PKS Singgung Tempat Duduk Terpisah dari Dahnil Anzar: Saya Pikir Masih di Samping Saya

Nasir Djamil mengatakan keterkejutan masyarakat seperti itu tidak bisa disalahkan.

"Oleh karena itu tidak bisa kita salahkan juga kalau kemudian orang tersebut, kemudian mencoba untuk bertanya-tanya apa ini," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa lantaran hal tersebut ia tidak mau mengungkapkan pendapatnya sebagai pengamat politik seperti M. Qodari.

"Oleh karena itu saya juga tidak mau masuk sebagai pengamat politik, ya seperti Porfesor Qodari tadi, mengatakan ini mengatakan itu dan lain sebagainya," kata Nasir Djamil.

Selain itu Nasir Djamil juga menjelaskan bahwa di dalam politik orang-orang tidak boleh bawa perasaan, namum mereka harus membawa perubahan.

"Tapi ini adalah realita politik yang harus kami sadari dan memang dalam politik tidak boleh pakai baperan ya enggak boleh bawa perasaan, dalam politik kita harus bawa perubahan," ungkap Nasir Djamil.

"Nah oleh karena itu dalam situasi seperti ini kadang-kadang kita dihadapkan dengan sebuah realita, yang kadang tidak kita inginkan," sambungnya.

Di ILC, Karni Ilyas Goda Kapitra Ampera soal Jabatan Jaksa Agung, Penonton sampai Ikut Tertawa

Menurutnya di ranah politik khususnya DPR sudah biasa yang namanya lawan jadi teman ataupun sebaliknya.

"Di DPR Bang Karni biasa itu, lagi-lagi kita sama-sama, tiba-tiba balik, lagi sama-sama tiba-tiba balik, karena itu hal-hal seperti itu sudah menjadi terbiasa," kata Nasir Djamil.

Nasir Djamil mengungkapkan bahwa dirinya juga menghormati keputusan Partai Gerindra untuk bergabung dengan pemerintahan.

"Dan karenanya ketika melihat realita ini kita menghormati, pilihan politik dari pada Partai Gerindra yang bergabung dengan pemerintah," ujarnya.

Halaman
123