Menurut riset 2014, wanita lebih rentan mengalami penyakit autoimun dengan perbandingan sekitar dua banding satu.
Seringkali, penyakit ini terjadi saat wanita telah berada di masa subur, yaitu sekitar usia 15 hingga 44 tahun.
Beberapa penyakit autoimun lebih sering terjadi pada kelompok etnis tertentu, seperti lupus yang mempengaruhi lebih banyak orang Afrika-Amerika dan Hispanik daripada Kaukasia.
Penyakit autoimun tertentu, seperti multiple sclerosis dan lupus, menular dalam keluarga.
Tidak setiap anggota keluarga memiliki penyakit yang sama, tetapi mereka mewarisi kerentanan terhadap kondisi autoimun.
Meningkatnya angka penderita autoimun membuat peneliti menduga faktor lingkungan seperti infeksi dan paparan bahan kimia atau pelarut juga berkontribusi pada penyakit ini.
"Diet Barat" adalah faktor risiko lain yang dicurigai mengembangkan penyakit autoimun.
Makan makanan tinggi lemak, tinggi gula, dan olahan tinggi diduga terkait dengan peradangan, yang mungkin memicu respons kekebalan.
Namun, hal ini belum terbukti.
Riset 2015 juga membuktikan kurangnya paparan sinar matahari bisa membuat sistem kekebalan tubuh manusia cenderung bereaksi berlebihan terhadap zat-zat yang tidak berbahaya.
• Ashanty Didiagnosa Penyakit Autoimun, Apa Itu? Berikut Ini Penyebab, Gejala hingga Jenisnya
Gejala
Gejala awal dari penyakit autoimun meliputi hal-hal berikut ini:
- kelelahan
- otot pegal
- bengkak dan kemerahan
- demam ringan
- kesulitan berkonsentrasi
- mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki
- rambut rontok
- ruam kulit
Pada beberapa penyakit autoimun juga memilii gejala tersendiri.
Misalnya, diabetes tipe 1 menyebabkan rasa haus yang ekstrem, penurunan berat badan dan kelelahan.
Lalu, ada juga penyakit penyakit inflamasi usus yang menyebabkan sakit perut, kembung dan diare.