Karni Ilyas juga menanyakan faktor lain yang menyebabkan adanya polarisasi di masyarakat.
Termasuk keterangan pejabat yang berbeda-beda.
"Awalnya, mereka yang empati ini cukup besar, tapi kenapa berubah mereka yang tidak percaya itu lebih besar? Karena salah satunya adalah, mohon maaf, beberapa informasi yang disampaikan ke masyarakat itu tidak masuk di akal mereka," kata Rustika.
"Sebagai contoh darah yang keluar dari Pak Wiranto itu 3,5 liter, nah itu akhirnya menjadi isu yang akhirnya besar."
"Kedua adalah kenapa informasi yang muncul dari politisi, bukan dari dokter, jadi itu sih yang jadi pertanyaan."
Menurutnya, kesimpasiuran informasi terkait Wiranto membuat publik tidak percaya dan ragu-ragu.
Terkait hal itu, Karni Ilyas menyayangkan soal pihak rumah sakit yang tidak cepat memberikan informasi, sehingga muncul dugaan rekayasa.
"Sampai berkembang isu yang sama sekali tidak benar, bahwa itu hanya adegan tangan kosong, bahwa tidak ada luka," ujar Karni Ilyas.
• Relawan Jokowi-Maruf Amin Cabut Laporan Kepolisian atas Hanum Rais soal Cuitan Wiranto, Ada Apa?
"Dan kalau tidak ada masa dirawat sekian lama, lagipula kalau itu rekayasa, sudah berapa orang yang melihat Pak Wiranto ke rumah sakit, pastilah ketahuan bahwa rekayasa."
"Sayangnya tidak ada penjelasan resmi dari rumah sakit, dan kita malam ini kami mencoba mengundang dari RSPAD, tapi tidak ada yang bersedia datang," sambung Karni Ilyas.
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)