Teddy Gusnaidi kemudian menyampaikan pengalamannya yang berkaitan dengan buzzer.
Ia mengaku pernah menjadi tim sukses seseorang yang akan maju sebagai kepala daeah.
• Tegas Nyatakan Perbedaan Jurnalis dan Buzzer, Budi Setyarso: Mereka akan Melakukan Kroscek Dulu
"Saya pernah membantu salah satu calon kepala daerah. Timnya itu mengatakan begini 'Eh kita memakai buzzer', saya bilang 'Enggak perlu, untuk apa? Ini bagus ni," ucap Teddy Gusnaidi.
Saat itu, Teddy Gusnaidi menyarankan untuk membuat iklan di media sosial.
Dengan begitu tim tersebut tidak perlu repot mencari buzzer dan untuk memperkenalkan calon kepala daerah yang diusungnya.
"Saya bilang kalau mau begitu enggak perlu, karena di Twitter di Facebook, yang lain itu bisa ada yang namanya iklan."
"Hanya dengan mengiklankan kita bisa memilih, mau di Jawa Tengah saja, di Sumatera saja, atau mau di seluruh Indonesia," ujar Teddy Gusnaidi.
Namun ternyata saran yang diberikan tidak diterima oleh tim tersebut.
• Di ILC, Haikal Hassan Jelaskan Hukum Buzzer Bayaran dalam Islam: Saya Bersumpah demi Allah, Bang
Dari pengalamannya itu, Teddy Gusnaidi mengenal buzzer sebagai alat untuk menyerang lawan politi.
"Jadi untuk apa ada buzzer, karena versi dia, buzzer itu adalah menghantam pihak lawan," ujar Teddy Gusnaidi.
Sehingga istilah buzzer cukup membingungkan bagi Teddy Gusnaidi.
Lihat video pada menit ke-0:10:
(TribunWow.com/Ami)