Bahkan beberapa pengikut mengunggah ulang dengan menambahkan pendapat masing-masing.
• Sebut Jumlah Buzzer Semakin Banyak, Dahnil Anzar: Pemimpin dan Politisi Kita Tak Berkualitas
"Tetapi biasanya buzzer ini juga membuat opini, opininya itu ternyata menarik sekali di-retwit sama buzzer-buzzer yang lain," ujar Ismail Fahmi.
Para buzzer itu kemudian mendapat banyak respon dari warganet lainnya.
Dari itulah, para buzzer bisa menjadi influencer.
Karena itulah, Ismail Fahmi mengaku sudah tidak menggunakan kata buzzer dalam setiap analisis yang dilakukannya.
"Makannya di lab analisi, saya sudah tidak bicara lagi buzzer. Kita bicara influencer saja, karena dalam analisis saya hanya menunjukan apa sih yang menjadi narasi cerita terkait sebuah isu," jelas Ismail Fahmi.
Ia mengaku hanya melakukan analisi dengan melihat jumlah tanggapan atau respon dari para warganet lainnya terhadap sebuah isu.
Lihat video pada menit ke-5:26:
(TirbunWow.com/Ami)