"Enggak ada salah dan jangan distempel buzzer istana karena ini juga bagian dari demokrasi saya untuk memanfaatkan suasan ini lebih positif," lanjut Eko.
• Di ILC, Dahnil Anzar Sebut Buzzer Cenderung Jatuhkan Oposisi: Kalau Kita Kritik Dibilang Nyinyir
Mendengar itu, Karni Ilyas lantas bertanya apakah Tempo benar-benar memberikan stempel buzzer istana bagi pendukung pemerintah.
"Jadi tempo memang menulis buzzer istana begitu?," tanya Karni Ilyas.
"Ya," jawab Eko.
"Buzzer istana ada atau tidak?," tanya Karni Ilyas lagi.
Kemudian, Eko meminta agar Karni Ilyas bertanya pada Ali Ngabalin sebagai staf kepresidenan.
"Tanya Pak Ngabalin dong kok saya, Pak Ngabalin orang istana," jawab Eko.
Lihat videonya mulai menit ke-8:16:
Eko Kuntadhi Disentil Haikal Hassan soal Buzzer
Pada kesempatan itu, Haikal banyak mengkritik tulisan-tulisan buzzer dan menyentik Eko Kuntadhi.
"Satu jam sebelum ke sini, saya coba print di rumah, ternyata segini bundelan yang perlu temen-temen ketahui sebuah contoh buzzer, ini random saja," kata Haikal sambil memamerkan setumpuk kertas.
Lantas, Haikal membacakan tulisan-tulisan yang telah dipegangnya tersebut.
"'Lewat aksi 212, 414 yang dianggap dijadikan momen angka asyik yang dimotori gerakan Islam radikal, GNPF MUI'. Dari mana radikalnya?," ucap Haikal.
Tak lupa, Haikal turut membacakan tulisan yang ditulis oleh relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Ninoy Karundeng saat Pilpres 2019.
Ninoy Karundeng sendiri baru ramai diperbincangkan setelah mengaku pernah diculik.