"Kejadian ini sangat mengkhawatirkan dari segi kemanusiaan. Mereka ini siswa SMA di Wamena, mereka masih anak-anak," katanya.
Kepada SBS, Benny meminta Australia untuk mendukung intervensi internasional dalam menyelidiki situasi yang terjadi di lapangan.
"Saya mendesak Pemerintah Australia agar bertindak cepat. Kita tidak ingin mengulangi sejarah yang sama dengan yang terjadi di Timor Timur," ucapnya.
Sementara itu saat konferensi pers di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB, PM Scott Morrison dan Menlu Marise Payne dimintai tanggapan soal kerusuhan terbaru di Papua.
Namun, PM Morrison mengalihkan pertanyaan itu ke Menlu Payne yang meminta semua pihak untuk "menahan diri" agar tidak menambah panas situasi.
"Kami tentu saja sangat prihatin dengan laporan mengenai kekerasa di Papua dan Papua Barat," ucap Menlu Payne.
"Hal ini merupakan permasalahan yang terus dipantau oleh perwakilan kami di Jakarta bersama pihak berwenang di sana," katanya.
"Kami meminta kedua pihak yang terlibat untuk menahan diri," tambahnya.
• Saat Ditangkap, Dandhy Dwi Laksono Terkejut Disodori Surat Penahanan dan Bukti Cuitannya soal Papua
Pentolan OPM Kembali ke NKRI
Kehadiran Benny Wenda di Sidang Umum PBB juga disaksikan Nick Messet, mantan petinggi OPM yang lama bermukim di Eropa dan kini kembali ke pangkuan NKRI masuk di delegasi Sidang Majelis Umum PBB ke-74.
Sidang Majelis Umum PBB ke-74 saat ini sedang berlangsung di New York Amerika Serikat dihadiri pemimpin berbagai negara berkumpul di Markas PBB itu.
Delegasi Indonesia di Sidang Majelis Umum PBB dipimpin oleh Wakil Presiden, Jusuf Kalla dan dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja.
"Benny Wenda Cs juga sudah tidak aktif seperti di tahun-tahun lalu."
"BW datang sendiri tanpa membawa senior-seniornya yakni Rex Rumakiek atau Jacob Rumbiak."
"Kali ini BW bawa anak-anak muda yakni Oridek Ap, John Anari dan Herman Wanggai," ujar Nick Messet mantan Menlu OPM yang kembali ke NKRI melalui pesan WA, Rabu (25/9/2019).