"Seperti pengalaman perbandingan profesor saya dari (semasa kuliah di) Amerika (orang Belanda), Bahasa Inggrisnya paling bagus paling rewel memeriksa paper kita," jelas Salim Said.
• Kondisi Papua dan Papua Barat Mulai Membaik, Wiranto: Semangat Kitorang sebagai Saudara Kembali
Salim Said menilai, hal itu sama dengan orang Papua yang rajin untuk belajar Bahasa Indonesia.
Pengajarnya dahulu belajar bahasa Inggris setelah pergi dari Indonesia.
"Kenapa? itu persamaannya dengan orang Papua, dia belajar Bahasa Inggris karena dia orang Belanda."
"Bekas Belanda di Indonesia lari ke Amerika setelah perang dunia selesai," cerita Salim Said.
Meski bukan bahasa pertamanya, namun keahlian profesornya dari Belanda tidak kalah dengan orang Amerika Serikat yang notabenenya dari lahir sudah menggunakan bahasa Inggris.
"Jadi Bahasa Inggrisnya karena belajar, sedangkan profesor yang lain dari lahir, melek, ngomongnya sudah (bahasa) Inggrisnya bisa kacau," jelas Salim Said.
Salim Said merasa, kehebatan profesornya itu mirip karakter orang Papua.
Kendati demikian, ia tidak terlalu menahu soal kepiawaian orang Papua dalam berdebat.
"Dia ini belajar, saya kira itu kehebatan orang Papua. Apakah itu menyertai peradaban dalam berdebat, saya tidak mempunyai penelitian mengenai itu," tutur pria 75 tahun itu.
Lihat videonya mulai menit ke-2:58:51:
• Sela Pernyataan Rizal Ramli di ILC, Mamat Alkatiri: Sudah Saatnya Presiden Juga dari Papua
Sebelumnya, Haris Azhar telah mengungkapkan bahwa orang Papua mudah diajak berdialog.
Awalnya, Haris Azhar menuturkan bahwa ada pendatang yang tak terlihat mengambil kekayaan Papua.
"Kalau kita mau kritis terhadap pendatang, saya mau mengkritik adalah kita harus melihat pendatang yang tidak terlihat," ujar Haris Azhar.
Yakni mereka yang mengambil kekayaan alam di Papua.