Bopong Jenazah

Kisah Lengkap Supriyadi Jalan Kaki Bopong Jenazah Ponakan karena Larangan Ambulans Bawa Mayat

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenazah seorang anak bernama Muhammad Husein (8) dibopong seorang pria dengan berjalan kaki

Namun untuk memastikan hal tersebut, dibantu oleh warga sekitar, ia membawa Husen ke Puskesmas Cikokol menggunakan sepeda motor.

Setiba di sana pihak puskesmas langsung membantu memeriksa keadaan korban.

"Dia (dokter Puskesmas) bilang, 'Pak saya cuma bisa berusaha'.

Saya bilang enggak apa-apa, kalau emang enggak ketolong emang sudah takdir," ujarnya.

Ternyata dugaan Supriyadi benar, keponakannya tersebut sudah tidak lagi bernafas.

Supriyadi pun berniat untuk membawa jenazah Husen pulang untuk segera dimakamkan.

Kala itu memang ada satu ambulans yang bersiaga di lokasi puskesmas.

Namun berdasarkan keterangan dari pihak puskesmas bahwa sesuai standard operational procedure (SOP) ambulans tersebut tidak bisa digunakan untuk membawa jenazah.

Supriyadi yang pernah bekerja sebagai satpam Rumah Sakit pun memahami kondisi itu.

Sebagai gantinya pihak puskesmas menyarankan solusi.

"Nah. dia (puskesmas) ngasih solusi (diberikan) nomor-nomor yang bisa dihubungi buat ambulans (jenazah)," tuturnya.

Namun saat menghubungi salah satu dari nomor yang diberikan, ia mengalami kesulitan lain.

"Saat saya nelpon diterima, diangkat 'selamat sore bapak dengan ambulans gratis kota Tangerang ada yang bisa saya bantu'.

Saya lagi ngomong katanya sinyalnya putus-putus," ujatnya.

Supriyadi pun berputar kian kemari untuk mencari lokasi yang sinyalnya baik, namun tetap operator mengatakan hal yang sama.

Halaman
1234