"Begitu kejadian saya alami," jelas pria perantauan ini.
Tidak hanya W, namun serupa juga dialami L, yang juga menjadi korban pemerasan dengan motif kusuk plus-plus.
L mengatakan bahwa awalnya ia kenal dari aplikasi Michat.
Setelah chating diajak ketemuan dengan berbagai modus yakni pijat.
"Nah, setelah ketemu di tempat yang dijanjikan. Dan masuk ke dalam kamar seolah-olah itu cewek mendadak hyper sexy."
"Beberapa menit kemudian tiba-tiba ada seorang laki-laki mirip perempuan keluar dari toilet atau balik gorden."
(Karena saat kita masuk lampu kamar sudah mati)."
"Nah di situlah mulai dilakukan pemerasan," katanya saat dihubungi Tribun Medan, melalui WhatsApp.
Bahkan menurut L, mereka tidak segan-segan memukul.
"Segala upaya dilakukan mereka mulai dari mop (ancaman) memeras dan menakuti-menakuti," kata L.
"Kalau yang saya alami, masing-masing punya peran berbeda."
"Cewek pertama, sebagai umpan. Cewek kedua tukang pukul. Dan banci sebagai penghasut," jelasnya.
• Daftar Lengkap Nama Anggota DPRD DKI Jakarta Periode 2019-2024, Dilantik Hari Ini, Ada Tina Toon
"Mereka minta uang atau jaminan apalah. Entah itu HP, motor atau lain sebagainya."
"Mereka akan mangil temen lainya dari kamar sebelah untuk mengogap. Saya kemaren mau pijat dengan perjanjian Rp 100 ribu."
"Tapi itu, kita tanpa busana begitu juga dengan si cewek. Itu sebagai syarat."