TRIBUNWOW.COM - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menanggapi soal kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019).
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Selasa (20/8/2019), untuk menghindari salah paham atas tuduhan tidak benar, Dedi menegaskan bahwa seluruh aparat kepolisian yang mengawal unjuk di manapun tidak dibekali peluru tajam.
"Perlu saya tegaskan, untuk aparat kepolisian, dalam rangka penanganan pengunjuk rasa di manapun, tidak dibekali dengan peluru tajam. Ini perlu dicatat," ujar Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Senin (19/8/2019).
Kebijakan untuk aparat kepolisian itu diambil demi mencegah adanya pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan peristiwa kerusuhan ini.
Dikhawatirkan jika sampai aparat dibekali peluru tajam maka akan muncul tuduhan-tuduhan negatif terhadap pihak kepolisian yang bertugas mengamankan unjuk rasa.
• Kerusuhan di Manokwari, Polisi Ungkap Cara agar Warga Papua di Seluruh Indonesia Tak Turun ke Jalan
"Kita khawatir, ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi dan membuat ini martir atau trigger."
"Sehingga bisa jadi situasi yang saat ini sudah kondusif, menjadi panas kembali apabila dimanfaatkan oleh oknum tertentu," terang Dedi.
Diketahui, kerusuhan di Manokwari merupakan aksi protes warga atas perlakukan ormas dan aparat keamanan yang diduga menghina mahasiswa Papua di Malang, Surabaya, dan Semarang.
Selain itu, polisi juga sempat mengangkut 43 mahasiswa Papua ke Mapolrestabes Surabaya, Sabtu (17/8/2019) sore.
Polisi pada saat mengangkut paksa menembakkan gas air mata dan menjebol pintu pagar Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.
Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata mengatakan, mahasiswa Papua tersebut dibawa untuk kepentingan pemeriksaan dalam kasus perusakan dan pembuangan Bendera Merah Putih.
• Ingin Kerusuhan di Manokwari Diusut, AMAN Berharap Ada Tindakan Tegas untuk Aparat yang Terlibat
"Setelah selesai kami akan kembalikan. Kami perlakukan (mereka) dengan sangat baik, kami berikan juga waktu mau ke belakang, mau minum dan lain-lain, tetap kami berikan. Hak-haknya tetap kami berikan semuanya," ujar dia.
Sementara, berdasarkan informasi yang didapat, puluhan mahasiswa yang ditangkap sudah dibebaskan setelah dimintai keterangan.
Hingga Senin (19/8/2019) malam, situasi di sejumlah titik di Papua dan Papua Barat sudah kondusif setelah demonstrasi tersebut.
Pertemuan Kapolda Papua Barat saat Kerusuhan
Kapolda Papua Barat Brigjen Herry Rudolf Nahak, mencoba berdialog dengan warga di tengah kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, sejak Senin (19/8/2019) pagi.
Ucapan Herry itu terekam dalam siaran langsung di kanal YouTube KOMPASTV, Senin (19/8/2019).
Tampak Herry memegang mikrofon menghadapi para warga, sedangkan di belakangnya terdapat beberapa anggota polisi yang lain.
"Saya datang ke sini untuk bersama-sama dengan adik-adik," ucap Herry di hadapan warga yang sudah tenang.
"Apa yang terjadi di Jawa sana, saya yakini memang sudah menyakiti hati kawan-kawan semua," lanjutnya.
Herry sebagai polisi yang bertugas di daerah tersebut mengaku merasakan juga sakit hati yang dialami para warga Papua.
"Saya pun ikut merasakan sebagai orang yang sekarang bertugas di sini," kata Herry.
• Beri Tanggapan atas Kerusuhan di Manokwari, Ketua DPD RI: Kita Selesaikan dengan Kepala Dingin
Herry menyebut pihaknya mengizinkan para warga berunjuk rasa asalkan kondisi tetap aman dan tidak ada kekerasan.
"Kami semua jajaran akan ikut mengamankan kegiatan yang kalian semua kerjakan, oke?"
"Saya hanya berharap satu, bahwa kita tidak melakukan perusakan atau pemukulan terhadap siapapun," pesan Herry.
"Siap! Siap!" sahut beberapa warga.
"Ini saya minta adik-adik semua adalah orang-orang terpelajar yang paham betul bahwa melakukan itu akan membuat suasana menjadi lebih tidak baik," pesan Herry lagi.
Melalui pesan itu, Herry tidak menghalangi warga untuk melakukan aksi protes agar tindakan rasisme terhadap mereka tak terulang lagi.
Namun, Herry kembali menegaskan agar warga tidak melakukan protes dengan rusuh dan tetap kondusif.
"Suarakan ini supaya didengar di sana, ini suara anak-anak Papua, saya setuju, supaya tidak ada lagi hal-hal seperti ini, tidak terjadi lagi hal-hal seperti ini," ujar Herry.
"Jadi kita sama-sama, jadi kita kalau mau menuju ke sana, kita sama-sama, akan dikawal oleh kami," kata Herry.
• Terjadi Kerusuhan di Manokwari, Ketua Ikatan Keluarga Besar Papua Bantah Adanya Pengusiran
Aparat Diserang Massa saat Kerusuhan
Dialog dalam kerusuhan itu tak berhasil dan berujung dengan penyerangan yang dilakukan warga kepada aparat kepolisian yang mencoba mengamankan lokasi.
Dalam siaran langsung kanal YouTube KOMPASTV, Senin (19/8/2019), akibat aksi pelemparan warga terhadap aparat, Kapolda Papua Barat Brigjen Herry Rudolf Nahak dan Panglima Kodam XVIII Kasuari diamankan.
Sebelumnya, kerusuhan itu sebenarnya sempat diredam sebentar dengan pembicaraan aparat dengan para pelaku unjuk rasa.
Pertemuan itu sebenarnya juga hendak dihadiri oleh Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani.
Setelah beberapa menit dilakukan dialog antara Kapolda Papua Barat, Pangdam, serta warga, pelaku unjuk rasa di lokasi yang tak jauh dari sana melakukan pelemparan.
Dialog itu pun langsung dibubarkan dan Kapolda beserta Pangdam langsung diamankan ke lokasi lain.
Pihak kepolisian menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang rusuh di pusat kota.
(TribunWow.com/Ifa Nabila)
WOW TODAY: