Kerusuhan di Manokwari

Pasca-kerusuhan di Manokwari, Mahasiswa Papua di Jember Berharap Kondisi Segera Kondusif

Penulis: AmirulNisa
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aksi blokade jalan oleh masyarakat Papua di Manokwari, terhadap kasus diamankannya 43 mahasiswa di Surabaya, Senin (19/8/2019).

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Selasa (20/8/2019), selama kerusuhan tersbeut beberapa toko dan bank milik pemerintah terpaksa ditutup sementara.

Atas kejadian tersebut Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku prihatin, atas pristiwa yang terjadi di Jawa, khususnya Semarang, Surabaya, dan Malang.

"Pemprov Papua menyatakan empati dan prihatin terhadap insiden yang terjadi di Kota Surabaya, Semarang, dan Malang, yang berakibat adanya penangkapan atau pengosongan asrama mahasiswa Papua," kata Lukas kepada wartawan di Jayapura, Minggu (18/8/2019).

Gubernur Papua Nilai Pernyataan Presiden Jokowi Kurang Tegas dan Tak Bisa Obati Perasaan Masyarakat

Kerusuhan tersebut bermula dari adanya kabar penangkapan mahasiswa asal Papua, di Surabaya dan Malang, Jawa Timur.

Pihak kepolisian pun mengaku tidak ada penangkapan namun, hal yang dilakukan adalah tindak evakuasi.

"Di Surabaya, kami justru mengamankan mahasiswa Papua karena jika tidak, akan diserang oleh massa ormas yang kondisinya sudah terprovokasi," ujar Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera, Senin (19/8/2019).

Barung menyebut ada ormas yang ingin menyerang para mahasiswa asal Papua, dan pihak kepolisian melakukan pengamanan.

Setelah berhasil diamankan dan dipulangkan ke asrama, mahasiswa Papua tersebut dikepung oleh massa ormas.

Polisi pun kembali melakukan evakusi terhadap 43 mahasiswa asal Papua.

(TribunWow.com)

WOW TODAY: