Kerusuhan di Manokwari

Pasca-kerusuhan di Manokwari, Mahasiswa Papua di Jember Berharap Kondisi Segera Kondusif

Penulis: AmirulNisa
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aksi blokade jalan oleh masyarakat Papua di Manokwari, terhadap kasus diamankannya 43 mahasiswa di Surabaya, Senin (19/8/2019).

TRIBUNWOW.COM - Terjadinya kerusuhan di Manokwari, Papua Barat tidak membuat semua mahasiswa Papua di berbagai wilayah ikut tersulut emosi.

Mahasiswa Poli Teknik negeri Jember yang berasal dari Papua mengaku tidak ikut campur dalam kerusuhan tersebut.

Hal itu disampaikan oleh seorang mahasiswa asal Papua, saat diwawancarai pada acara Kompas Siang yang tayang di Kompas Tv.

Reaksi Jokowi saat Ditanya Hukuman terhadap Pihak-pihak yang Telah Memicu Kericuhan di Papua

Acara tersebut diunggah di channel YouTube KOMPASTV yang tayang pada Selasa (20/8/2019).

Seorang mahasiswa yang bernama Neles mengaku tidak ikut campur, dalam masalah kerusuhan yang ada di Manokwari dan beberapa wilayah di Papua.

"Di sini kami tidak ikut campur tangan di sana, arahnya ke sana," ucap Neles.

Yersi dan Neles Mahasiswa Politeknik Negeri Jember yang berasal dari Papua mengaku tidak ikut tersulut emosi atas kerusuhan yang terjadi di Manokwari. (YouTube KOMPASTV)

Neles yang berasal dari Papua mengaku hanya ingin fokus menuntut ilmu, dan mengikuti kegiatan di kampusnya.

"Kami di sini tujuannya sudah diamanahkan oleh negara untuk belajar, nah tujuannya itu saja kami. Aktivitas kampus, cuma itu saja yang kami lakukan di sini," ucap Neles.

Walau Jember juga memiliki banyak mahasiswa dan warga asal Papua, Neles menyebut kondisi masih aman dan terkendali.

"Di sini kami aman-aman saja, terkendali," ucap Neles.

Akan Ajak Jokowi ke Papua untuk Dialog setelah Kerusuhan, Lenis Kogoya: Sakit Hati Cukup Satu Hari

Seorang mahasiswa lain yang juga berasal dari Papua yaitu Yeris berharap kondisi di berbagai daerah segera pulih kembali.

"Harapan kita, semua masalah-masalah yang sudah terjadi di kota-kota lain itu mudah-mudahan segera kondusif lagi seperti kami yang di Jember," ucap Yeris.

"Supaya aktivitas sehari-hari bisa berjalan dengan lancar," tambahnya.

Lihat video lengkap:

Sebelumnya telah terjadi kerusuhan di Manokwari, hingga membuat jalanan lumpuh dan aktivitas masyarakat terhenti.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Selasa (20/8/2019), selama kerusuhan tersbeut beberapa toko dan bank milik pemerintah terpaksa ditutup sementara.

Atas kejadian tersebut Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku prihatin, atas pristiwa yang terjadi di Jawa, khususnya Semarang, Surabaya, dan Malang.

"Pemprov Papua menyatakan empati dan prihatin terhadap insiden yang terjadi di Kota Surabaya, Semarang, dan Malang, yang berakibat adanya penangkapan atau pengosongan asrama mahasiswa Papua," kata Lukas kepada wartawan di Jayapura, Minggu (18/8/2019).

Gubernur Papua Nilai Pernyataan Presiden Jokowi Kurang Tegas dan Tak Bisa Obati Perasaan Masyarakat

Kerusuhan tersebut bermula dari adanya kabar penangkapan mahasiswa asal Papua, di Surabaya dan Malang, Jawa Timur.

Pihak kepolisian pun mengaku tidak ada penangkapan namun, hal yang dilakukan adalah tindak evakuasi.

"Di Surabaya, kami justru mengamankan mahasiswa Papua karena jika tidak, akan diserang oleh massa ormas yang kondisinya sudah terprovokasi," ujar Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera, Senin (19/8/2019).

Barung menyebut ada ormas yang ingin menyerang para mahasiswa asal Papua, dan pihak kepolisian melakukan pengamanan.

Setelah berhasil diamankan dan dipulangkan ke asrama, mahasiswa Papua tersebut dikepung oleh massa ormas.

Polisi pun kembali melakukan evakusi terhadap 43 mahasiswa asal Papua.

(TribunWow.com)

WOW TODAY: