TRIBUNWOW.COM - Kanker otak glioblastoma merupakan satu di antara penyakit langka yang mematikan.
Dilansir TribunWow.com, Glioblastoma juga merupakan tumor kelas ganas yang berkembang dengan sangat cepat.
Lantas apa itu Glioblastoma?
Dikutip dari laman American Brain Tumor Association, abta.org, glioblastoma (GBM) merupakan tumor kelas IV ganas, di mana sebagian besar sel tumor bereproduksi dan membelah pada waktu tertentu, Jumat (2/8/2019).
Tumor ini sebagian besar terdiri dari sel-sel astrositik abnormal, tetapi juga mengandung campuran dari berbagai jenis sel (termasuk pembuluh darah) dan area sel-sel mati (nekrosis).
• Inilah Pesan Agung Hercules pada Fan Sebelum Meninggal Dunia
Glioblastoma bersifat infiltratif dan menyerang daerah otak terdekat.
Mereka juga kadang-kadang dapat menyebar ke sisi yang berlawanan dari otak melalui serat koneksi (corpus callosum).
Sangat jarang glioblastoma menyebar di luar otak.
Gejala
Pasien dengan glioblastoma mengembangkan gejala dengan cepat karena efek massa dari tumor itu sendiri, atau dari cairan yang mengelilingi tumor (edema) yang menyebabkan pembengkakan otak lebih lanjut.
Sebagai contoh, gejala umum pada diagnosis terkait dengan peningkatan tekanan di otak (mual, muntah, dan sakit kepala parah yang biasanya lebih buruk di pagi hari).
Pasien juga dapat mengalami gejala neurologis yang tergantung pada lokasi tumor (misalnya, kelemahan atau perubahan sensorik wajah, lengan atau kaki, kesulitan keseimbangan dan masalah neurokognitif / memori).
Presentasi umum lainnya termasuk kejang.
• Donor Darah Punya 6 Manfaat bagi Kesehatan Tubuh, Turunkan Resiko Kanker hingga Jaga Jantung
Pengobatann.
Glioblastoma mungkin sulit untuk diobati karena beberapa sel mungkin merespon dengan baik terhadap terapi tertentu, sementara yang lain mungkin tidak terpengaruh sama sekali.
Karena itu, rencana perawatan untuk glioblastoma dapat menggabungkan beberapa pendekatan.
Langkah pertama dalam merawat glioblastoma adalah prosedur bedah untuk membuat diagnosis, untuk mengurangi tekanan pada otak, dan untuk menghilangkan tumor sebanyak mungkin dengan aman.
Glioblastoma adalah difus dan memiliki tentakel seperti jari yang menyusup ke otak, yang membuatnya sangat sulit untuk dihilangkan sepenuhnya.
Ini terutama ketika tumor tumbuh di dekat daerah penting otak yang mengontrol fungsi seperti bahasa dan gerakan / koordinasi.
Radiasi dan kemoterapi digunakan untuk memperlambat pertumbuhan tumor residual setelah operasi dan untuk tumor yang tidak dapat dihilangkan dengan operasi.
Perawatan tambahan seperti inhibitor angiogenesis dapat digunakan untuk tumor yang berulang atau yang tidak responsif sebagai agen lini kedua.
Tumor Treating Fields (TTFields) mungkin juga ditawarkan terutama untuk tumor yang berulang pada orang dewasa.
mitos mengenai sinyal di ponsel beredar di masyarakat.
6 Mitos soal Ponsel yang Beredar di Masyarakat dari Penguat Sinyal hingga Kanker Otak
Seperti mengangkat ponsel tinggi-tinggi untuk mencari sinyal, atau menelepon terlalu lama mengakibatkan kanker otak.
Nah kali ini TribunWow.com mengutip dari guidingtech.com, merangkum sejumlah mitos berkaitan dengan ponsel.
1. Lebih Banyak Jendela Aplikasi di Ponsel Membuat Sinyal Terpancing
Hal ini adalah mitos.
Sedikit ataupun banyak jendela aplikasi tidak merubah sinyal.
Jelasnya, lebih banyak jendela atau lebih sedikit jendela tidak berarti kualitas sinyal yang lebih baik atau lebih buruk.
Kualitas sinyal yang sebenarnya tergantung pada beberapa faktor sinyal yang masuk ke ponsel Anda.
Secara teori, sinyal menunjukkan seberapa kuat saat ponsel didekatkan ke menara seluler terdekat.
Play Store memiliki beberapa aplikasi yang menunjukkan nilai kekuatan sinyal yang hampir akurat dalam nilai dBm (decibel-milliwatts), mungkin Anda bisa memakainya.
• Cara Mendaftar untuk Akses Beta WhatsApp di Goole Play Store
2. Menggunakan Chip Booster Sinyal di Ponsel
Terkadang seseorang mencoba keras untuk mendapatkan jaringan sinyal dengan membuat penangkap sinyal dengan alumunium foil atau bahan lainnya.
Dan itu adalah mitos semata.
3. Mengangkat Ponsel untuk Sinyal Lebih Kencang
Menaikkan ponsel Anda lebih tinggi atau naik ke atas gedung tidak akan menjamin penerimaan sinyal ponsel lebih baik.
Yang benar adalah menggunakan ponsel saat berjalan atau dalam kendaraan yang bergerak dapat berdampak pada kinerja konektivitas jaringan.
Secara teori, semakin dekat Anda ke menara sinyal, semakin baik penerimaan sinyal ponsel yang Anda dapat.
Kinerja aktual sepenuhnya bersifat subjektif dan tergantung pada berbagai faktor.
4. Menggunakan VPN Meningkatkan Kecepatan dan Sinyal
Berlawanan dengan kepercayaan populer ini, menggunakan layanan VPN mengurangi kecepatan penelusuran.
Alih-alih mencari layanan VPN untuk mendapatkan lebih baik untuk mencari penyedia jaringan yang lebih baik.
5. Mengunduh Aplikasi Penguat Sinyal
Google Play Store dibanjiri dengan aplikasi yang mengklaim dapat meningkatkan penerimaan sinyal.
Tentu, ada beberapa aplikasi yang menyediakan penilaian teknis jaringan Anda.
Tetapi tidak satupun dari mereka yang dapat 'meningkatkan sinyal' untuk smartphone Anda.
Semua Android dan iPhone dilengkapi dengan menu debug rahasia yang dapat digunakan untuk menentukan detail teknis kualitas jaringan.
Selain itu, menggunakan unit penguat jaringan lokal yang tidak berlisensi dan tidak berlisensi dapat lebih merusak kualitas sinyal.
6. Berbicara atau Menelepon Menyebabkan Kanker Otak
Mitos yang sangat bisa diperdebatkan adalah bahwa penggunaan ponsel yang terus menerus dapat menyebabkan sakit kepala.
Tidak ada bukti ilmiah bahwa penggunaan ponsel yang berkepanjangan dapat menyebabkan kanker otak.
Bahkan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) telah membantah mitos ini.
Jika Anda terus menggunakan earphone yang terhubung ke ponsel setiap saat, maka Anda cenderung sakit kepala.
Itu karena Anda menutup saluran telinga dan dengan demikian mendorong pertumbuhan kotoran telinga dan bakteri.
(TribunWow.com)
WOW TODAY: