TRIBUNWOW.COM - Bripka Rahmat Effendy (41) tewas setelah ditembak dengan 7 peluru tajam oleh Brigadir Rangga Tianto (32),di SPK Polsek Cimanggis, Kota Depok, Kamis (25/7/2019).
Melakukan aksi keji jingga menewaskan rekan sesama polisi, Brigadir Rangga selama ini dikenal sebagai sosok yang baik.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Brigadir Rangga adalah staf polair Korpolairud Baharkam Polri.
Dijelaskan oleh Direktur Polair Baharkan Polri, Brigjen Lotharia Latif, selama ini sosok Brigadir Rangga adalah anggota yang bertanggungjawab.
Brigadir Rangga juga selalu disiplin dalam menjalankan tugas-tugasnya di kepolisian.
Selama bekerja, Brigadir Rangga juga tidak pernah mempunyai catatan buruk.
"(Brigadir Rangga) bertugas di Polair sudah cukup lama. Sejauh ini, yang bersangkutan bertugas seperti biasa, wajar, tidak ada catatan buruk baik itu etika, kedisiplinan, maupun pidana," ujar Latif Jumat (26/7/2019).
Lantaran selama ini mengenal Brigadir Rangga adalah sosok yang baik, Latif mengaku tak menyangka, Brigadir Rangga melakukan tindakan keji tersebut.
"Kita menyesalkan dan sungguh tidak menduga ada kejadian sepert ini. Kita serahkan sepenuhnya kepada penyidik proses pemeriksaannya," ungkap Latif.
• Kapolda Metro Jaya Dalami Hal Janggal dari Motif Polisi Tembak Polisi hingga Tewaskan Bripka Rahmat
Alasan Brigadir Rangga Tembak Bripka Rahmat
Dikutip dari Kompas.com, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono menjelaskan kronologi polisi tembak polisi, yang tewaskan Bripka Rahmat.
Dijelaskan oleh Argo, kejadian bermula saat Bripka Rahmat menangkap seorang pelaku tawuran bernama FZ, sekitar pukul 20.50 WIB, Kamis (25/7/2019).
Setelah menangkap FZ, ia langsung menyerahkan FZ ke bagian SPK Polsek Cimanggis tempatnya dinas.
Tak berselang lama setelah penangkapan tersebut, orangtua FZ berinisial Z (46) datang ke Polsek Cimanggis, bersama dengan Brigadir Rangga Tianto.
FZ maupun Brigadir Rangga Tianto diketahui sama-sama warga Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Depok.