Orang tua FZ lalu datang dengan didampingi dua orang polisi yakni Brigadir RT dan Brigadir R.
Hubungan orang tua pelaku tawuran FZ berinisial Z (46) dan Brigadir RT yakni sama-sama warga Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Depok.
"Awalnya Bripka RE mengamankan seorang pelaku tawuran inisial FZ beserta barang bukti berupa celurit ke Polsek Cimanggis. Lalu, orangtua FZ datang ke polsek didampingi Brigadir RT dan Brigadir R," ujar Argo Yuwowno.
• Kronologi Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Polsek Cimanggis
Kedatangan Brigadir RT dan Brigadir R meminta agar FZ dilepaskan dan dilakukan pembinaan.
"Mereka meminta FZ dibebaskan, namun ditolak oleh Bripka RE," kata Argo saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (26/7/2019).
Disebutkannya, Brigadir RT terpancing emosinya karena Bripka RE menolak permintaannya dengan nada bicara tinggi.
"'Proses sedang berjalan dan saya sebagai pelapornya'," jawab Bripka RE dengan suara tinggi kepada Brigadir RT seperti yang tersebut dalam laporan, dikutip TribunWow.com dari WartaKotalive.com.
Brigadir RT pun menuju ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis mengambil sebuah senjata api jenis HS 9.
HS-9 adalah senapan genggam semi otomatis kaliber 9 milimeter yang merupakan senjata standar anggota Polri.
Senjata api jenis HS 9 yang digunakan polisi untuk menembak polisi lain di Depok. (Capture Youtube SCTV)
Aksi penembakan pun terjadi, Brigadir RT menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali.
"Lalu, dia (Brigadir RT) menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali tembakan pada bagian dada, leher, paha, dan perut," ungkap Argo Yuwono.
Bripka RE yang merupakan warga Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Tapos, Depok itu pun meninggal di tempat kejadian perkara (TKP).
Saat ini jenazah Bripka RT telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Keramat Jati untuk keperluan autopsi.
Untuk mengetahui motif penembakan, Polda metro Jaya saat ini tengah menunggu hasil autopsi.
"Masih kita dalami (motif penembakan)," ungkap Argo.
Brigadir kepala (Bripka) Rahmat Effendy (RE/ 41) ditembak rekan sesama polisi hingga tewas. (Youtube SCTV)
• Sosok Hera, Putri Pengayuh Becak yang Jadi Dosen Kimia di Usia 22 Tahun, Lulus S2 ITB dalam 10 Bulan