"Mudah-mudahan sampai kita temukan nanti tersangkanya dan sekarang masih proses dulu," ujar Ginting.
"Ya tentang kegiatan siswa itu sendiri, ada 11 reka adegan," sambungnya.
Dalam proses pra-reksonstruksi tersebut, kepolisian akan menghadirkan satu saksi yaitu pembina MOS dari pihak sekolah.
Kepolisian Jelaskan Kondisi Korban sebelum Tewas
Diberitakan dari Kompas.com, dijelaskan oleh Kompol Edi, korban diketahui sempat kejang-kejang sebelum tewas.
"Korban ini diketahui kejang-kejang sebelum meninggal, maka kami pastikan dulu apakah ada penyakit bawaan dari korban atau ada hal lain belum bisa kami pastikan," jelas Edi.
Terkait dugaan adanya kekerasan yang dialami korban selama MOS, pihak kepolisian sampai saat ini masih belum bisa memastikan.
Saat ini, pihak kepolisian sudah memeriksa 8 orang saksi terkait kasus tewasnya mahasiswa baru SMA Taruna tersebut.
"Kami akan analisa lagi, kami juga akan evaluasi termasuk sinkronisasi jawaban dari hasil BAP dan dari pihak sekolah masih normatif," ujar Edi.
Keterangan Keluarga dan Rekan Korban
Keluarga korban turut memberikan keterangan atas meninggalnya DBJ.
Menurut keterangan keluarga korban, DBJ sangat bersemangat masuk ke sekolah Taruna, lantaran ingin mengikuti jejak sang ayah.
"Korban memang sangat berkeinginan untuk masuk SMA Taruna Palembang karena ingin seperti ayahnya," kata Aswin, paman korban, dikutip dari Sriwijaya Post, Sabtu (13/7/2019).
Diketahui, ayah korban adalah seorang pelaut yang kerap kali berlayar ke luar negeri.
Dijelaskan oleh Aswin, sebelum tewas, korban Delwyn saat itu sedang mengikuti longmarch atau dari Talang Jambi, ke Sukabangung Palembang sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
• Viral Hari Ini: Pria Keterbelakangan Mental Dipukuli di Pinggir Jalan di Tanah Datar Sumatera Barat
Aswin mengaku bahwa korban sempat tidak sadarkan diri saat harus memasuki parit selebar 2 meter.
Lantaran kondisinya memburuk, DBJ kemudian dilarikan ke rumah sakit Myria.