Miftah Sabri tak menyetujui rekonsiliasi digunakan di antara Jokowi dan Prabowo karena menurutnya tak ada yang berkelahi.
"Penggunaan kata rekonsiliasi, ada asumsi di belakangnya, habis berantem, padahal enggak berantem ini," ujar Miftah.
• ILC Tayang Lagi, Said Didu: Betapa Kerasnya Tekanan Ini sampai Sekuat Karni Ilyas Minta Cuti
Menurutnya, ini hanyalah kompetisi politik yang berujung dan telah diproses di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Ini hanya political competition, yang end of the day harus ada ujungnya, pemenangnya, ada yang mungkin dinyatakan kalah, ya tinggal stagenya itu sudah hampir final di Mahkamah Konstitusi," pungkasnya.
"Ya rekonsiliasi tidak tepat kalau kita pakai, tapi misalnya duduk bersama bapak bangsa ya bisa."
Lihat videonya di menit ke 10.33
Beda Pendapat TKN
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Arsul Sani berbeda pandangan dengan BPN.
Menurut Arsul Sani, langkah rekonsiliasi bukan bermakna sehabis berkelahi, dikutip dari Kompas.com.
"Istilah rekonsiliasi ini jangan diartikan perlu dilakukan karena kedua beliau itu sebelumnya bermusuhan. Tidak seperti itu karena kedua beliau sesungguhnya memiliki hubungan pribadi yang baik," ujar Arsul ketika dihubungi, Senin (24/6/2019).
Menurutnya, pertemuan itu memiliki efek untuk kepentingan yang lebih besar lagi.
"Istilah rekonsiliasi ini lebih untuk menunjukkan bahwa keterbelahan anak-anak bangsa ini akibat pilpres harus diakhiri dan semua elemen bersatu menatap masa depan Indonesia yang lebih baik," ujar Arsul.
Ia berpendapat, rekonsiliasi bisa terjadi setelah keduanya kembali ke Indonesia.
Diketahui saat ini Jokowi masih melaksanakan tugas kenegaraan menghadiri KTT Asean di Bangkok.
Sementara Prabowo sedang berada di luar negeri.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)
WOW TODAY