Jansen lantas mengeluhkan jika Sandi belum diungkit namanya dalam lembaga survei, belum ada elektabilitasnya.
"Dalam survei yang dikeluarkan lah dari lembaga-lembaga survei begitu, belum bunyi namanya, belum muncul elektabilitasnya, apa kita paksakan ini," ungkapnya.
"Okelah memang punya banyak uang."
Ditegaskannya, calon yang seharusnya mendampingi Prabowo bukan dilihat dari uang yang dimilikinya, namun elektabilitasnya.
"Yang kita butuhkan utnuk mengarungi politik kita yang luas ini, 17 ribu pulau ini bukan banyak uang, tapi banyak elektabilitas."
Menurutnya, Demokrat saat itu tak mau Sandi yang maju walaupun Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak juga terpilih.
"Jadi kalau kita mau menang, apa tidak sebaikanya kita cari calon yang lain kalau kalian tidak mau AHY."
• Soal Sikap Demokrat, Gerindra: Jangan Bikin Gaduh, Kalau Mau Keluar dan Kebelet Jadi Menteri Silakan
Dikeluhkannya, Prabowo kala itu tetap menolak saran lain dan menjadikan Sandi sebagai wakilnya.
"Tapi Pak Prabowo tetap mengambil sikap saya ingin dengan Sandi, makanya waktu deklarasi di Kartanegara Demokrat tidak dilibatkan, tidak ikut di situ kan. Itu masukan dari kami," pungkasnya.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)
WOW TODAY