TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan juga Politisi Partai Gerindra, Andre Rosiade menjawab tudingan kader Demokrat mengenai pemilihan pasangan Prabowo yang tak disetujui semua partai koalisi kubu 02.
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber dalam tayangan Apa Kabar Indonesia Malam, tvOne Minggu (9/6/2019).
Diketahui sebelumnya, Demokrat mengungkit bahwa saat itu saran Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk pasangan Prabowo maju Pilpres 2019 tak digubris Prabowo.
Menjawab hal itu, menurut Andre, keputusan memilih siapa pasangan Prabowo merupakan hak prorogatif Prabowo.
"Kalau soal wakil presiden, wakil presiden itu adalah hak prerogatif Pak Prabowo, setelah mendengar seluruh masukan," ujar Andre.
Dijelaskannya, keputusan memanjukan Sandiaga Uno sebagai pasangan Prabowo telah disetujui partai koalisi kubu 02 saat itu.
"Wakil presiden itu sudah disetujui oleh partai koalisi waktu itu, PAN, PKS," ungkapnya.
• Ferdinand Sebut 4 Hal yang Jadi Penyebab Sakit Hati Demokrat pada Elite Koalisi Prabowo-Sandi
Andre menceritakan saat itu SBY telah ditunggu keputusan mendukung siapa cawapres.
Namun tak kunjung memberikan jawaban dan akhirnya kubu 02 mendeklarasikan Prabowo Sandiaga.
"Dan Demokrat bahkan kita tunggu. Sampai Pak Prabowo malam itu sebelum deklarasi sudah datang, ternyata Pak SBY butuh waktu sampai besok, dan kami hormati, tentu kami enggak mau menunggu sampai besoknya."
"Malam itu kami deklarasikanlah Prabowo dan Bang Sandi. Jadi jangan sampai wakil Presiden Demokrat tidak kami setujui, itu dianggap kami menolak usulan-usulan dari Demokrat," jelasnya.
Lihat videonya di menit ke 17.08
Sebelumnya, Ketua DPP partai Demokrat, Jansen Sitindaon mengungkit nama cawapres Prabowo terpilih saat ini, Sandiaga Uno dahulu tidak masuk dalam daftar cawapres kubu 02.
Disebutkan Jansen, nama Sandi tak tampak di satu lembaga survei pun saat itu.
"Kami itu sangat taat, Partai Demokrat itu sangat percaya dengan survei, sebagai panduan kita untuk mengambil kebijakan dan keputusan, ketika itu Demokrat menyampaikan Bang Sandi ini belum ada namanya," ujar Jansen.
Jansen lantas mengeluhkan jika Sandi belum diungkit namanya dalam lembaga survei, belum ada elektabilitasnya.
"Dalam survei yang dikeluarkan lah dari lembaga-lembaga survei begitu, belum bunyi namanya, belum muncul elektabilitasnya, apa kita paksakan ini," ungkapnya.
"Okelah memang punya banyak uang."
Ditegaskannya, calon yang seharusnya mendampingi Prabowo bukan dilihat dari uang yang dimilikinya, namun elektabilitasnya.
"Yang kita butuhkan utnuk mengarungi politik kita yang luas ini, 17 ribu pulau ini bukan banyak uang, tapi banyak elektabilitas."
Menurutnya, Demokrat saat itu tak mau Sandi yang maju walaupun Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak juga terpilih.
"Jadi kalau kita mau menang, apa tidak sebaikanya kita cari calon yang lain kalau kalian tidak mau AHY."
• Soal Sikap Demokrat, Gerindra: Jangan Bikin Gaduh, Kalau Mau Keluar dan Kebelet Jadi Menteri Silakan
Dikeluhkannya, Prabowo kala itu tetap menolak saran lain dan menjadikan Sandi sebagai wakilnya.
"Tapi Pak Prabowo tetap mengambil sikap saya ingin dengan Sandi, makanya waktu deklarasi di Kartanegara Demokrat tidak dilibatkan, tidak ikut di situ kan. Itu masukan dari kami," pungkasnya.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)
WOW TODAY