Pilpres 2019

Prabowo-Sandiaga Menang Telak di Pamekasan Madura, Lihat Selisihnya dengan Jokowi-Ma'ruf

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno, Pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2019

Berdasarkan perhitungan suara sementara Pilpres 2019 tersebut, kata Khairul Kalam, Prabowo-Sandiaga, dipastikan menang di Madura.

"Perolehan suara sementara Prabowo-Sandi tampak sangat mendominasi di beberapa TPS di Madura. Hasil tersebut kami mengacu pada perolehan suara sementara yang sudah direkap oleh tim pemenangan dareha khususnya di Madura," beber Khairul Kalam.

Atas data tersebut, Khairul Kalam berharap La Nyalla Mattalitti dapat membuktikan ucapannya yang banyak tersebar di sejumlah media.

"Ya saya harap La Nyalla bisa membuktikan ucapannya. Kalau filosofinya orang Madura itu, lebih baik putih tulang ketimbang putih mata. Yang artinya lebih baik mati ketimbang menanggung malu," kata dia.

Pernyataan La Nyalla, kata Khairul Kalam, bagi pihaknya sangat pedas didengar di telinga orang Madura.

"Secara umum orang Madura pasti ingin menunggu bukti terhadap pernyataan tokoh nasional La Nyalla Mattalitti. Kami masyarakat Madura siap semua menjadi saksi menunggu eksekusinya La Nyalla yang ingin potong leher," tantang Khairul Kalam.

"Kami menunggu pernyataan La Nyalla untuk segera dibuktikan baik setelah pelantikan atau sebelum pelantikan pun kami siap menjadi saksi sejarah dia akan potong leher," tegas Khairul Kalam.

Khairul Kalam mengaku, yakin atas kemenangan Prabowo-Sandiaga berdasarkan data karena sudah saling berkoordinasi dengan tim Pemenangan di tingkat kabupaten khusunya di Pulau Madura.

"Kalau untuk pamekasan sendiri perolehan suara dari Prabowo-Sandiaga setelah kami rekap berdasarkan hasil secara real count berdasarkan formulir C1 yang diperoleh dari relawan yang disebar di setiap TPS khususnya di Pamekasan, pasangan Prabowo-Sandiaga memperoleh suara sebanyak 80,3 persen," ucapnya.

Khairul Kalam mengakum bersyukur atas hasil real count di beberapa TPS di Madura yang menyatakan Prabowo-Sandiaga unggul atas Petahana.

"Saya sendiri dan atas nama DPC Partai Gerindra Pamekasan yang pertama bersyukur atas kemenangan Prabowo-Sandiaga di Madura," ucap dia.

"Itu semua berkat kerja sama tim ulama dan para tokoh khususnya di Madura bisa bersatu untuk memenangkan Prabowo-Sandi di pulau Madura," tandas Khairul Kalam.

Sandiaga Laporkan Dana Kampanye Pilpres 2019 ke KPU secara Manual: Ada Kendala di Sistem IT KPU

Jawaban Blak-blakan La Nyalla saat Ditagih Janji Potong Leher

La Nyalla Mattalitti angkat bicara terkait janjinya untuk potong leher (janji potong leher La Nyalla) jika Capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Maruf kalah di Madura dari Prabowo-Sandi.

La Nyalla Mattalitti mengatakan, sebenarnya tantangan tersebut bukan untuk menantang kubu Prabowo-Sandi maupun orang Madura, melainkan untuk kader dan anggotanya.

"Saya memimpin beberapa organisasi dan yayasan. mulai dari pemuda pancasila, KADIN, KONI dan yayasan milik saya sendiri La Nyalla Academia, yang sudah  berkiprah selama 20 tahun di Jatim. Saya memiliki kader," tegas La Nyalla, Sabtu (20/4/2019).

Kader tersebut, lanjut La Nyalla Mattalitti tersebar di 38 kabupaten/kota di Jatim termasuk di Madura.

Dan tantangan potong leher (janji potong leher La Nyalla) tersebut merupakan bahasa dan cara berkomunikasi di kalangan kader dan anggotanya.

"Salah satunya adalah bahasa tantangan kepada meraka. Supaya mereka tahu kalau saya totalitas, tidak main-main," ucapnya.

Ketika La Nyalla Mattalitti sebagai pimpinan menunjukkan kesungguhannya harapannya para kader dan anggotanya juga akan mengikuti langkah tersebut.

"Kalau saya secara khusus menantang orang Madura buat apa? Saya punya kader dan anggota sendiri di Madura. saya juga punya keluarga di madura. Anak saya. Ketua Sapma Pemuda Pancasila Jatim itu juga berdarah Madura," lanjut Ketua Umum Kadin Jatim ini.

La Nyalla Mattalitti menegaskan tantangan potong leher tersebut merupakan bahasa komando pihaknya  kepada kader dan anggotanya.

"Yang bukan kader anggota saya, ya tidak perlu ikut komentar," tegasnya.

La Nyalla Mattalitti angkat bicara setelah Bendahara DPC Partai Gerindra Cabang Pamekasan, Khairul Kalam menagih janjinya untuk memotong leher (janji potong leher La Nyalla), jika pasangan Capres dan cawapres nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin kalah di Madura dalam Pilpres 2019.

Menurut La Nyalla Mattalitti, Khairul Kalam tidak mempunyai kepentingan untuk menagih janjinya karena janji potong leher tersebut ia lontarkan untuk kader-kader dan anggotanya.

"Itu untuk intern kader saya yang di Madura, saya ngomong itu supaya memecut anggota saya agar bekerja keras untuk 01," kata La Nyalla kepada Tribunjatim.com (Grup Tribunmadura.com), Sabtu (20/4/2019).

Karena Khairul Kalam bukan kader dari La Nyalla Mattalitti, maka dia tidak mempunyai hak untuk menagih janji tersebut.

"Kalau kemarin yang menang 01 bagaimana? Yang mau saya potong lehernya siapa, enak saja," tegas La Nyalla Mattalitti, yang juga Ketua Umum Kadin Jatim ini.

La Nyalla Mattalitti sendiri yakin, jika kadernya sudah berjuang keras untuk memenangkan Jokowi-Maruf Amin di Madura

"Perkara yang menang 02, ya itu kehendak Allah, mau apa kita," tandasnya.

"Saya juga tidak bisa kalau Madura kalah, terus dibilang menang, ya tidak mungkin.

Sama seperti sekarang 01 menang tapi 02 ngotot dilantik, kan lucu, jadi jangan memaksakan kehendak," sergahnya. (TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian)

Artikel ini telah tayang di Tribunmadura.com dengan judul BREAKING NEWS- Prabowo Menang Mutlak Atas Jokowi di Pamekasan Madura, Suara 01 Hanya Seperlimanya 02

WOW TODAY