TRIBUNWOW.COM - Pasangan Capres dan Cawapres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapatkan kemenangan telak di Kabupaten Pamekasan, Madura di Pilpres 2019.
Hal ini terlihat dari hasil resmi real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pilpres 2019, atau rapat pleno terbuka rekapitulasi dan penetapan hasil pemungutan suara Pemilu 2019 tingkat Kabupaten Pamekasan yang diselenggarakan oleh KPU Pamekasan di Gedung Barkorwil Pamekasan, Jumat (3/5/2019).
Dalam hasil real count KPU itu, pasangan Prabowo-Sandiaga menang telak atas pasangan Capres dan Cawapres Nomor Urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin.
• UPDATE Real Count KPU Jumat 3 Mei 2019 Pukul 07.30 WIB: Jokowi Vs Prabowo, Data Masuk 63%
Pantauan TribunMadura.com di lokasi, hasil Pilpres 2019 menunjukkan, bahwa Prabowo-Sandi menang di 13 Kecamatan dengan meraih sebanyak 531.561 suara.
Suara Prabowo-Sandi unggul telak atas pasangan Jokowi-Maruf Amin yang hanya mendapatkan 102.931 suara.
Ini berarti, suara yang diperoleh Jokowi-Maruf Amin hanya sekitar seperlimanya saja dari suara yang diraih oleh Prabowo-Sandi.
Rapat pleno terbuka rekapitulasi dan penetapan hasil pemungutan suara Pemilu 2019 yang dipimpin oleh Moh Syamsul Muarif dari Komisioner KPU Pamekasan sempat memanas.
• Berikut Rincian 199 Kesalahan Entry Data Real Count KPU
Pasalnya, saksi pasangan Prabowo-Sandi mempertanyakan jumlah suara tidak sah di Kecamatan Waru, Kecamatan Batumarmar dan Kecamatan Pasean yang berbeda selisih data dengan yang dimiliki para saksi.
"Tidak hanya di satu kecamatan yang berbeda data suara tidak sahnya, tetapi di beberapa kecamatan. Pihak 02 meminta membuka plano," sanggah saksi dari kubu Prabowo-Sandi.
Suasana yang memanas tersebut langsung dicairkan oleh Khotim Ubaidillah, Komisioner Bawaslu Pamekasan.
Pihaknya mengungkapan, jika jumlah data tidak sah yang dimasukkan tidak singkron, maka sistem KPU secara otomatis akan memberikan tanda berwarna merah.
"Tidak ada tanda merah yang mengisyaratkan kesalahan data, sehingga tidak perlu membuka Plano," tegas Khotim Ubaidillah.
Berikut rincian lengkap suara yang didapat oleh Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019 di Kabupaten Pamekasan Madura.
Kecamatan Galis (01) 7014 suara (02) 13.451 suara.
Kecamatan Kota Pamekasan (01) 11. 384 suara (02) 48. 001.
Kecamatan Propo (01) 6.991 suara, (02) 55.740 suara.
Kecamatan Pagentenan (01) 4.574 suara (02) 53.833 suara.
Kecamatan Palengaan (01) 11. 053 suara (02) 65. 105.
Kecamatan Larangan (01) 10.023 suara (02) 27.978 suara.
Kecamatan Pakong (01) 4.188 suara (02) 20.908 suara.
Kecamatan Waru (01) 2.275 suara (02) 48.937 suara.
Kecamatan Batumarmar (01) 5.860 suara (02) 69.608 suara.
Kecamatan Kadur (01) 8.228 suara (02) 22.583 suara.
Kecamatan Pasean (01) 6.743 suara (02) 33.443 suara.
Kecamatan Tlanakan (01) 11.041suara (02) 29.763 suara.
Kecamatan Pademawu (01) 13.557 suara (02) 42.212 suara.
• BPN Prabowo-Sandiaga Laporkan KPU ke Bawaslu
Prabowo Menangi Madura Janji Potong Leher La Nyalla Ditagih
Sebelumnya, Bendahara DPC Partai Gerindra Cabang Pamekasan, Khairul Kalam, menyinggung soal janji La Nyalla Mattalitti yang bertaruh terkait perolehan suara Pilpres 2019.
La Nyalla Mattalitti adalah Ketua Umum Kadin Jatim, Ketua MPW Pemuda Pancasila Jatim, mantan Ketua Umum PSSi, dan merupakan Caleg DPD RI pada Pileg 2019 dari daerah pemilihan Jawa Timur.
"Terkait pernyataan La Nyalla Mattalitti yang ingin potong leher kalau Prabowo-Sandi bisa menang di Madura sekarang ingin kami tagih," tegas Khairul Kalam kepada TribunMadura.com, Jumat (19/4/2019).
Sebelumnya, La Nyalla Mattalitti sesumbar tentang hasil suara Pilpres 2019 di Madura.
La Nyalla Mattalitti menyebut, siap potong leher jika Prabowo Subianto bisa mengalahkan Joko Widodo di Madura pada Pilpres 2019.
Namun, berdasar real count di beberapa TPS di Madura, Prabowo-Sandiaga berhasil merebut suara pemilih.
Bahkan, Prabowo-Sandiaga menang telak atas Jokowi-Maruf Amin yang tidak mendapatkan satu pun suara di beberapa TPS.
"Berdasarkan form C1 yang diterima, di TPS 39, Desa Tolonto Raja, Kecamatan Pasean, pasangan Prabowo-Sandiaga mendapatkan 166 suara, sedangkan Jokowi-Maruf Amin mendapatkan nol suara," jelas Khairul Kalam.
"Begitu juga di TPS 20, Desa Pangerreman, Kecamatan Batumarmar, pasangan Prabowo-Sandiaga mendapatkan 251 suara. Sementara pasangan Jokowi-Maruf Amin, nol suara alias kosong," kata Khairul Kalam menambahi.
Dari perolehan suara tersebut, menurut Khairul Kalam, saksi dari Jokowi-Maruf Amin pun ikut mencoblos Prabowo-Sandiaga.
Khairul Kalam membeberkan data yang sudah pihaknya peroleh dari tim relawan pemenangan Prabowo-Sandi yang disebar di beberapa TPS yang ada di wilayah Kabupaten Pamekasan.
Data yang dibeberkan di antaranya, di TPS 8, Desa Sana Laok, Kecamatan Waru, Pamekasan, pasangan Prabowo-Sandiaga mendapatkan 165 suara dan Jokowi-Maruf, kosong alias nol suara, sementara tidak sah 3 suara.
Selain itu, di TPS 027 Desa Pasanggar, Kecamatan Pegantenan, Prabowo-Sandiaga kembali lebih unggul dengan mendapatkan 248 suara dan Jokowi-Maruf lagi-lagi mendapat nol suara.
Sedangkan di TPS 03, Kelurahan Bugih, tempat Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam dan istri, serta Wakil Bupati Pamekasan dan istri mencoblos, Prabowo-Sandi mendapatkan 138 suara dan Jokowi-Maruf Amin hanya 29 suara.
Di beberapa TPS di wilayah Sampang utara, seperti di TPS 16 Desa Lar-Lar, Kecamatan Banyuates, Jokowi-Maruf Amin kembali tidak memperoleh suara dan Prabowo-Sandiaga mendapatkan 278 suara.
Di TPS 12, Kecamatan Robatal, Prabowo-Sandiaga memperoleh 213 suara dan Jokowi-Maruf Amin hanya 1 suara.
Pada TPS 01, Desa Astapah, Kecamatan Omben, lagi-lagi Prabowo-Sandiaga unggul dari Jokowi-Maruf Amin.
Pasangan Prabowo-Sandiaga mendapatkan 187 suara dan Jokowi-Maruf Amin mendapatkan 23 suara.
Berdasarkan perhitungan suara sementara Pilpres 2019 tersebut, kata Khairul Kalam, Prabowo-Sandiaga, dipastikan menang di Madura.
"Perolehan suara sementara Prabowo-Sandi tampak sangat mendominasi di beberapa TPS di Madura. Hasil tersebut kami mengacu pada perolehan suara sementara yang sudah direkap oleh tim pemenangan dareha khususnya di Madura," beber Khairul Kalam.
Atas data tersebut, Khairul Kalam berharap La Nyalla Mattalitti dapat membuktikan ucapannya yang banyak tersebar di sejumlah media.
"Ya saya harap La Nyalla bisa membuktikan ucapannya. Kalau filosofinya orang Madura itu, lebih baik putih tulang ketimbang putih mata. Yang artinya lebih baik mati ketimbang menanggung malu," kata dia.
Pernyataan La Nyalla, kata Khairul Kalam, bagi pihaknya sangat pedas didengar di telinga orang Madura.
"Secara umum orang Madura pasti ingin menunggu bukti terhadap pernyataan tokoh nasional La Nyalla Mattalitti. Kami masyarakat Madura siap semua menjadi saksi menunggu eksekusinya La Nyalla yang ingin potong leher," tantang Khairul Kalam.
"Kami menunggu pernyataan La Nyalla untuk segera dibuktikan baik setelah pelantikan atau sebelum pelantikan pun kami siap menjadi saksi sejarah dia akan potong leher," tegas Khairul Kalam.
Khairul Kalam mengaku, yakin atas kemenangan Prabowo-Sandiaga berdasarkan data karena sudah saling berkoordinasi dengan tim Pemenangan di tingkat kabupaten khusunya di Pulau Madura.
"Kalau untuk pamekasan sendiri perolehan suara dari Prabowo-Sandiaga setelah kami rekap berdasarkan hasil secara real count berdasarkan formulir C1 yang diperoleh dari relawan yang disebar di setiap TPS khususnya di Pamekasan, pasangan Prabowo-Sandiaga memperoleh suara sebanyak 80,3 persen," ucapnya.
Khairul Kalam mengakum bersyukur atas hasil real count di beberapa TPS di Madura yang menyatakan Prabowo-Sandiaga unggul atas Petahana.
"Saya sendiri dan atas nama DPC Partai Gerindra Pamekasan yang pertama bersyukur atas kemenangan Prabowo-Sandiaga di Madura," ucap dia.
"Itu semua berkat kerja sama tim ulama dan para tokoh khususnya di Madura bisa bersatu untuk memenangkan Prabowo-Sandi di pulau Madura," tandas Khairul Kalam.
• Sandiaga Laporkan Dana Kampanye Pilpres 2019 ke KPU secara Manual: Ada Kendala di Sistem IT KPU
Jawaban Blak-blakan La Nyalla saat Ditagih Janji Potong Leher
La Nyalla Mattalitti angkat bicara terkait janjinya untuk potong leher (janji potong leher La Nyalla) jika Capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Maruf kalah di Madura dari Prabowo-Sandi.
La Nyalla Mattalitti mengatakan, sebenarnya tantangan tersebut bukan untuk menantang kubu Prabowo-Sandi maupun orang Madura, melainkan untuk kader dan anggotanya.
"Saya memimpin beberapa organisasi dan yayasan. mulai dari pemuda pancasila, KADIN, KONI dan yayasan milik saya sendiri La Nyalla Academia, yang sudah berkiprah selama 20 tahun di Jatim. Saya memiliki kader," tegas La Nyalla, Sabtu (20/4/2019).
Kader tersebut, lanjut La Nyalla Mattalitti tersebar di 38 kabupaten/kota di Jatim termasuk di Madura.
Dan tantangan potong leher (janji potong leher La Nyalla) tersebut merupakan bahasa dan cara berkomunikasi di kalangan kader dan anggotanya.
"Salah satunya adalah bahasa tantangan kepada meraka. Supaya mereka tahu kalau saya totalitas, tidak main-main," ucapnya.
Ketika La Nyalla Mattalitti sebagai pimpinan menunjukkan kesungguhannya harapannya para kader dan anggotanya juga akan mengikuti langkah tersebut.
"Kalau saya secara khusus menantang orang Madura buat apa? Saya punya kader dan anggota sendiri di Madura. saya juga punya keluarga di madura. Anak saya. Ketua Sapma Pemuda Pancasila Jatim itu juga berdarah Madura," lanjut Ketua Umum Kadin Jatim ini.
La Nyalla Mattalitti menegaskan tantangan potong leher tersebut merupakan bahasa komando pihaknya kepada kader dan anggotanya.
"Yang bukan kader anggota saya, ya tidak perlu ikut komentar," tegasnya.
La Nyalla Mattalitti angkat bicara setelah Bendahara DPC Partai Gerindra Cabang Pamekasan, Khairul Kalam menagih janjinya untuk memotong leher (janji potong leher La Nyalla), jika pasangan Capres dan cawapres nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin kalah di Madura dalam Pilpres 2019.
Menurut La Nyalla Mattalitti, Khairul Kalam tidak mempunyai kepentingan untuk menagih janjinya karena janji potong leher tersebut ia lontarkan untuk kader-kader dan anggotanya.
"Itu untuk intern kader saya yang di Madura, saya ngomong itu supaya memecut anggota saya agar bekerja keras untuk 01," kata La Nyalla kepada Tribunjatim.com (Grup Tribunmadura.com), Sabtu (20/4/2019).
Karena Khairul Kalam bukan kader dari La Nyalla Mattalitti, maka dia tidak mempunyai hak untuk menagih janji tersebut.
"Kalau kemarin yang menang 01 bagaimana? Yang mau saya potong lehernya siapa, enak saja," tegas La Nyalla Mattalitti, yang juga Ketua Umum Kadin Jatim ini.
La Nyalla Mattalitti sendiri yakin, jika kadernya sudah berjuang keras untuk memenangkan Jokowi-Maruf Amin di Madura
"Perkara yang menang 02, ya itu kehendak Allah, mau apa kita," tandasnya.
"Saya juga tidak bisa kalau Madura kalah, terus dibilang menang, ya tidak mungkin.
Sama seperti sekarang 01 menang tapi 02 ngotot dilantik, kan lucu, jadi jangan memaksakan kehendak," sergahnya. (TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian)
Artikel ini telah tayang di Tribunmadura.com dengan judul BREAKING NEWS- Prabowo Menang Mutlak Atas Jokowi di Pamekasan Madura, Suara 01 Hanya Seperlimanya 02
WOW TODAY