Pemilu 2019

9 Aksi Caleg Gagal Terpilih, Tarik Kembali Sumbangan Aspal hingga Usir Warga yang Tempati Tanahnya

Penulis: Laila N
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Pemilu

Hal itu diduga lantaran gagal meraih suara Pemilu 2019.

Caleg yang tidak disebutkan identitas dan parpol pengusungnya itu, menurunkan tanah, batu, dan pasir di 10 titik jalan menuju Desa Marapokot dan Desa Nangadhero, Kecamatan Aesesa sejak Selasa (23/4/2019) malam.

"Kejadian kemarin, caleg itu menutup jalan permukiman warga. Mungkin enggak banyak yang nyoblos. Belum tahu nama dan asal parpol karena kita belum lakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan," kata Kapolres Ngada AKPB Andhika Bayu Adhitama melalui sambungan telepon, Kamis (25/4/2019).

Penutupan jalan RT 01 dan 02 Desa Marapokot dan enam RT di Desa Nangadhero itu membuat aktivitas warga terganggu.

7. Usir Warga yang Tempati Tanahnya

Dikutip dari tayangan YouTube Papua Channel TV, seorang caleg DPRD Kabupaten Raja Ampat mengusir warga yang tinggal di tanahnya.

Caleg tersebut memberikan pesan melalui papan peringatan agar warga segera angkat kaki dari lahannya, Minggu (28/4/2019).

Warga menduga mereka diminta pergi karena sang caleg gagal jadi anggota DPRD.

Ada sekitar 40 kepala keluarga yang mendiami lahan milik sang caleg.

Mereka mengaku pasrah dengan imbauan tersebut.

8. Bongkar Rumah Lansia di Tanah Miliknya

Soorang caleg PKS Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) bernama Lukman, membongkar rumah pasangan suami-istri lanjut usia yang tinggal di tanah miliknya.

Dikutip dari Kompas.com, Gogo (67) dan Hanna (67) hanya pasrah saat rumah mereka dibongkar.

Lukman menuding, pasangan lansia tersebut tak memilihnya pada Pemilu 17 April 2019 lalu.

Diketahui, Gogo dan istrinya telah 10 tahun mendirikan rumah di lahan milik Lukman.

Hanna mengaku, ia hanya diberi waktu satu minggu untuk bongkar rumah.

(TribunWow.com)

 WOW TODAY: