Direktur Lembaga Survei Charta Politika Yunarto Wijaya, meminta agar kubu 02 dapat memberikan data dasar dari temuan survei internal BPN.
Hal itu diungkapnya saat menjadi narasumber dalam siaran langsung program Mata Najwa yang tayang di Trans7, pada Rabu (17/4/2019).
Mulanya ia terlibat debat panas dengan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono.
Hal ini berawal dari Arief yang mempertanyakan kredibilitas lembaga survei yang mengeluarkan hasil hitung cepat atau quick count.
Arief menyebutkan, sebelum pilpres, ada lembaga survei yang dikumpulkan di Istana Presiden.
Karenanya, Arief menyebutkan, pihaknya tak ingin mempercayai hasil quick count tersebut.
"Kalau sebuah lembaga survei sebelum pilpres dikumpulin di istana, whats going on? Ini mem-framing untuk kecurangan untuk menentukan hasil quick count," kata Arief.
"Karena hasil real count kami, hasil quick count kami berbeda. Artinya enggak perlu dong kami mengakui," sambung dia.
Arief menyebutkan, dalam hasil penghitungan cepat milik kubu 02, calon presiden 02, Prabowo Subiantolah yang menang.
Menanggapi itu, Yunarto lantas mencoba memberikan penjelasan.
Tak menanggapi, Arief tetap memaparkan pendapatnya.
"Tapi kalau semua lembaga survei yang mengadakan quick count dibayar dan datang ke istana, redibilitasnya dimana?" katanya belum selesai.
"Saya tantang, berani tidak buka (data) besok juga di depan masyarakat hasil angka quick count yang diklaim oleh kubu Anda?" sambung Yunarto, memberikan tantangan pada Arief dan BPN.
"Ya berani!" jawab Arief, tampak ikut menunjuk-nunjuk.
"Oke, kita buka. Masyarakat jadi saksinya," tegas Yunarto.