TRIBUNWOW.COM - Sejumlah lembaga survei memberikan hasil perhitungan cepat atau quick count, dan menunjukkan paslon nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin memperoleh hasil lebih unggul.
Lembaga survei tersebut di antaranya, Indo Barometer, Charta Politika, Poltracking, Indikator, hingga Litbang Kompas.
Meski begitu, kubu 02 Prabowo SUbianto-Sandiaga Uno lebih mempercayai oleh hasil real count atau hitung manual yang dilakukan timnya di lebih dari 320.000 TPS atau sekitar 40 persen dari total seluruh TPS di Indonesia, dikutip dari Kompas Tv.
Prabowo meyakini angka tersebut tak akan berubah banyak.
Dalam keterangannya, Prabowo mengklaim ia dan Sandiaga menang pilpres dengan angka 62 persen.
"Bisa naik 1 persen, bisa turun 1 persen. Tapi hari ini kita berada di 62 persen," kata Prabowo disambut teriakan riuh para pendukungnya.
• Hasil Real Count Sementara KPU: Di NTB Prabowo-Sandiaga Unggul Telak, Berbanding Terbalik dengan NTT
Sebelum itu, Prabowo juga menuturkan banyak peristiwa yang membuat rugi kubunya.
Ia menyebutkan ada hal ganjil yang ditemukan seperti pendukungnya tidak mendapat undangan, adanya surat suara tercoblos dan lainnya.
Ia juga meragukan oleh hasil quick count oleh sejumlah lembaga survei.
"Juga saya tegaskan di sini, pada rakyat Indonesia bahwa ada upaya dari lembaga-lembaga survei tertentu yang memang sudah bekerja untuk satu pihak untuk menggiring opini bahwa kita kalah."
Charta Politika Minta Bukti
Direktur Lembaga Survei Charta Politika Yunarto Wijaya, meminta agar kubu 02 dapat memberikan data dasar dari temuan survei internal BPN.
Hal itu diungkapnya saat menjadi narasumber dalam siaran langsung program Mata Najwa yang tayang di Trans7, pada Rabu (17/4/2019).
Mulanya ia terlibat debat panas dengan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono.
Hal ini berawal dari Arief yang mempertanyakan kredibilitas lembaga survei yang mengeluarkan hasil hitung cepat atau quick count.
• Tantang Fadli Zon Mundur dari Politik jika Hasil KPU 01 Menang, Yunarto: 02 Unggul Saya Berhenti