Terkini Daerah

Begini Reaksi Pelaku saat Polisi Ungkap Detik-detik Pembunuhan Budi Hartanto Guru Honorer di Blitar

Penulis: Laila Zakiyya Khairunnisa
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Konferensi pers kasus pembunuhan Budi Hartanto di Polda Jatim, Senin (15/4/2019)

Pihak kepolisian berhasil meringkus dua pelaku pembunuhan Budi Hartanto, yang mayatnya ditemukan tanpa kepala di dalam koper di Blitar, Jawa Timur pada Kamis (11/4/2019).

Dua pelaku tersebut adalah Ajis Prakoso dan Aris Sugianto, yang keduanya berjenis kelamin laki-laki.

Kedua pelaku pembunuhan berhasil ditangkap di hari yang sama dalam kurun waktu yang berbeda.

"Kami tangkap di lokasi berbeda," sebut Kabid Humas Polda Jatim, Kombespol Frans Barung Mangera kepada awak media pada Jumat (12/4/2019), seperti dikutip dari Tribun Jatim.

Pihak kepolisian mulanya melakukan penangkapan terhadap Ajis Prakoso.

Ajis Prakoso diamankan pada Kamis sore oleh pihak kepolisian Mabes Polri di Jakarta.

Video Pengakuan Pembunuh Guru Honorer yang Mayatnya Ditemukan Tanpa Kepala Dalam Koper

Dari penangkapan Ajis Prakoso, pihak kepolisian lalu meminta keterangan pelaku hingga kemudian terungkaplah posisi pelaku yang lain, yaitu Aris Sugianto.

Pihak kepolisian kemudian berhasil menangkap Aris Sugianto di Kota Kediri, selang beberapa jam kemudian.

"Si Ajis Prakoso ungkap persembunyian si Aris Sugianto lalu kami tangkap sore harinya di Kediri," jelasnya.

Pelaku pembunuhan Budi Hartanto (Facebook)

Jasad Korban Pertama Kali Ditemukan

Mayat Budi Hartanto pertama kali ditemukan oleh warga bernama Imam, dikutip dari SuryaMalang.com, Rabu (4/4/2019).

Disebutkan saat itu Imam sedang mencari rumput di pinggir sungai, dan menyadari ada koper tergeletak.

Jarak aliran sungai dengan tanggul sekitar 10 meter.

"Saya dapat laporan dari warga kalau ada penemuan mayat dalam koper di pinggir sungai bawah jembatan. Saya cek ke lokasi benar, lalu saya lapor ke polisi," ujar Kepala Desa Karanggondang, Edy Sucipto, Rabu (3/4/2019).

Diceritakan oleh Edy, saat ia datang hanya ada empat orang, namun seluruhnya tak ada yang berani membuka koper.

Halaman
1234