"Mana janjimu bulan Juli ini menyekolahkan si boru tk yos sudarso?
Mana janjimu menjadikan si boru dokter dan cornel kabareskrim?
Manaaa pihhhh....
Semua cuma tinggal janji,
Ya, kamu uda pergi selamanya meninggalkan kami bertiga tepat di ulang tahunku yg ke 30
Terimakasih untuk cinta dan hidup bersama selama sepuluh tahun lebih ini. Aku bangga menjadi bagian dari hidupmu. Melewati masa suka, duka, sehat, sakit dan hingga maut lah yang memisahkan kita.
Selamat jalan, suamiku tersayang.
Kamu anak yg penurut pada orangtua, suami yg sayang padaku, dan ayah yg sangat mencintai anak2nya.
Istirahatlah dalam damai. Jadilah pendoa bagi kami.
Sampai bertemu lagi di surga nanti.
I love you, my forever valentine Kristian Poltak Bosta Sitorus."
Kronologi Bripka Poltak Tembak Kepalanya Sendiri
Diketahui, Bripka Poltak ditemukan dalam keadaan tak bernyawa pada Rabu (13/2/2019) setelah menembak kepalanya sendiri menggunakan senjata api (senpi).
Ia adalah anggota Penyidik Polsek Batu Ampar, Polresta Barelang, Batam.
Dikutip TribunWow.com dari TribunBatam.id, kabar tewasnya anggota polisi tersebut dibenarkan Kabid Humas Polda Kepulauan Riau (Kepri), Kombes Pol S. Erlangga.
Namun, senjata api yang digunakan bukanlah milik Bripka Poltak sendiri.
Erlangga mengatakan Bripka Poltak mengakhiri hidupnya dengan menembakkan peluru ke kepala menggunakan pistol milik rekannya, Brigadir Asep Sufriana.
"Bersangkutan menembakkan dirinya dengan senjata api milik rekannya. Tentunya, kita tak ingin peristiwa ini terulang kembali," ujar Erlangga yang turut didampingi Irwasda Polda Kepri, Kombes Pol Purwolelono.
Menurut informasi yang diperoleh di TribunBatam, diduga Bripka Poltak menggunakan senjata api (senpi) jenis Revolver untuk menembak kepalanya sendiri, Rabu (13/2/2019) sekitar jam 13.10 WIB.
• Suami Minta Dibuatkan Jamu, Istri Justru Bubuhkan Racun, Motif Pembunuhan Akhirnya Terungkap
Ia awalnya sedang berada di ruang Unit Reskrim Polsek Batu Ampar bersama dengan rekannya Brigadir Asep Sufriatna.
Tiba-tiba Bripka Poltak meminjam Senpi jenis Revolver milik Asep dengan alasan korban ingin mengurus pengajuan senpi dinas.
Tak ada rasa curiga menyelimuti pikiran Asep.
Ia meminjamkan senpinya yang saat itu berisi amunisi atau peluru.