Ibrahim merasa seharusnya keponakannya masih dapat diselamatkan jika para dokter yang bertugas saat itu cukup sigap melakukan penanganan pertama.
“Dokternya, sibuk ngobrol, ada juga yang sibuk main handphone. Seharusnya kalau tidak bisa menangani, segera dong dirujuk ke rumah sakit lain. Kalau saja penanganannya tidak seperti ini, mungkin keponakan saya masih bisa diselamatkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ibrahim menerangkan bahwa Ismi merupakan sosok keponakan yang cerdas semasa hidupnya.
“Keponakan saya ini cerdas, dia paling cerdas di antara keluarga. Dia juga aktif, segala jenis ekstrakulikuler di sekolah dia ikuti, termasuk panjat tebing,” tukasnya.
Lihat video selengkapnya di sini:
(TribunWow.com/Laila Zakiyya)