"Tunggu dulu-tunggu dulu validitas soal polling lewat Twitter atau media sosial itu sejauh apa?," tanya Karni Ilyas memotong omongan Fadli Zon.
"Kalau validitas itu bisa diuji, saya kira kalau yang memilih Prabowo-Sandi biasanya itu organik, sementara yang di sana belum tentu bisa robot juga. Tapi kalau dari Prabowo-Sandi biasanya organik orangnya, bisa dicek. Ada bot atau bukan, kalau kita enggak pakai bot langsung organik orang-orangnya," jawab Fadli Zon.
"Indikator kedua adalah kejelasan narasi, ini kan narasi kemarin itu adalah tentang hukum, HAM, terorisme, korupsi jelas itu."
"Saya kira pak Prabowo-Sandiaga Uno menjabarkan tema-tema itu lebih mendalam, menyinggung substansi-substansi dengan pendekatan satu premis yang menurut saya sangat jelas."
"Bahwa pendekatan mereka adalah strukturalis, di dalam melihat persoalan-persoalan hukum, HAM, terorisme, dan korupsi, langsung melihat ke akarnya," kata Fadli Zon.
• Fahri Hamzah Berpesan Pada Gubernur untuk Fokus Seperti DKI dan Sumut, Ganjar Pranowo Beri Tanggapan
Lebih lanjut, Fadli Zon mengungkapkan indikator ketiga adalah kekompakan.
Dalam indikator ini, dirinya membandingkan kekompakan kubu Jokowi dengan Prabowo-Sandiaga Uno.
"Saya kira disitu bisa dilihat bagaimana Pak Prabowo dan Pak Sandiaga Uno ini berbagi kesempatan, kemudian saling komplementer, ada chemistry di antara keduanya yang bisa menjadi dwi tunggal."
"Jadi cawapres itu bukan pajangan, dan bukan pula pelengkap penderita, dan bukan juga ban serep."
"Ini menurut saya jelas di situ, dalam hal ini Pak Prabowo dan Pak Sandiaga Uno itu komplementer, satu sama lain sama menunjang, saling menjadi kekuatan dan menjadi dwi tunggal dan kelihatan rileks," ungkap Fadli Zon.
Simak video selengkapnya di bawah ini:
(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)