TRIBUNWOW.COM - Budiman Sudjatmiko tampak memilih berdiskusi dengan Ali Mochtar Ngabalin daripada mendengarkan pernyataan Fadli Zon.
Hal itu tampak dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di Tv One bertajuk "Babak Pertama Debat Capres 2019: Siapa yang Menang?", Selasa (22/1/2019) malam.
Mulanya, Fadli Zon menyayangkan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) yang tidak menampilkan keberhasilannya sebagai petahana saat debat pertama Pilpres 2019.
• Jawaban Fadli Zon saat Ditanya Karni Ilyas soal Polling Twitter Bikin Effendi Gazali Tertawa
Menurutnya, petahana seharusnya menunjukkan keberhasilannya.
"Biasanya petahana itu berbicara apa yang sudah dia lakukan, keberhasilan-keberhasilannya ini tidak keluar di dalam paparan tentang hukum, HAM, korupsi dan terorisme, tidak kelihatan dan tidak tergambar keberhasilan," kata Fadli Zon.
"Harusnya klaim keberhasilan, tapi mungkin karena memang tidak ada yang bisa dibanggakan, atau tidak ada yang dihasilkan jadi tidak disentuh," ujar dia menambahkan.
Lantas, Fadli Zon menyinggung soal Jokowi yang menyerang saat debat Pilpres 2019.
"Malah cenderung melakukan attacking, dan ini menurut saya agak norak. Misalnya pertanyaan ke partai kami Gerindra, ini pertanyaan remeh temeh, menurut saya tidak pantas dibawakan dalam debat capres," tambah Fadli Zon sambil tersenyum.
Saat Fadli Zon memberikan penjelasan, Budiman Sudjatmiko tampak memilih berdiskusi dengan Ali Mochtar Ngabalin.
Budiman Sudjatmiko tampak memilih berdiskusi dengan Ali Mochtar Ngabalin saat mendengarkan pernyataan Fadli Zon di Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (22/1/2019) malam. (Capture/YouTube Indonesia Lawyers Club)
Setelah itu, momen Budiman Sudjatmiko berdiskusi dengan Ali Mochtar Ngabalin juga kembali terekam saat Fadli Zon masih memberikan penjelasan.
Hal itu bermula saat pembawa acara Karni Ilyas menanyakan alasan mengapa calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tidak menyerang balik Jokowi saat debat Pilpres 2019.
Fadli Zon menjelaskan, waktu debat Pilpres 2019 sangat terbatas.
"Waktu nya terbatas, tapi tidak perlu menjawab tetek bengek kayak begitu. Ini kan persoalan partai internal kalau mau membalikkan Pak Prabowo bisa menjawab dong, misalnya 'siapa sih partai yang juara korupsi?' kan bisa begitu, tapi kami kan tidak mau ada perdebatan-perdebatan yang attacking pada partai tertentu," urai Fadli Zon.
"Harusnya justru itu yang keluar, bukan tidak mau, saya takutnya dia (Prabowo) lupa," kata Karni Ilyas.
Budiman Sudjatmiko tampak memilih berdiskusi dengan Ali Mochtar Ngabalin saat mendengarkan pernyataan Fadli Zon di Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (22/1/2019) malam. (Capture/YouTube Indonesia Lawyers Club)
Menanggapi itu, Fadli Zon menegaskan, Prabowo sedang berhati-hati dalam mengucapkan sesuatu.
"Enggak-enggak, tidak lupa sama sekali saya kira Pak Prabowo justru sangat sadar Bang Karni, sangat sadar sesadar-sadarnya. Bahwa apapun yang diucapkan dalam debat itu akan dicatat dan punya implikasi-implikasi dan ini yang menurut saya Pak Prabowo sangat bertanggung jawab," jelas Fadli Zon.
"Saya berkomunikasi dengan beliau setelah debat, beliau sangat dewas,a sangat jelas pendiriannya untuk mempersatukan bangsa dan saya kira poin-poin yang penting sudah masuk dalam perdebatan itu."
"Tidak menyinggung orang per orang dan institusi," tandas Fadli Zon.
• Soal Rencana Pembebasan Abu Bakar Baasyir, Fadli Zon: Hukum Jangan Jadi Mainan Politik
Sebelumnya diberitakan, Budiman Sudjatmiko tampak mengelus-elus kacamatanya saat mendengar pernyataan Fadli Zon.
Fadli Zon diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya terkait debat pertama calon presiden dan calon wakil presiden.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga menjadi pemenang dalam debat pertama Pilpres 2019 itu.
"Saya ingin langsung to the point dulu menjawab karena pertanyaan kan jelas babak pertama debat capres siapa yang menang," kata Fadli Zon.
"Tentu dari sisi kami, seperti tadi juga sudah diprediksi ya yang menang tentu saja adalah Pak Prabowo dan Pak Sandiaga Uno," ujar dia menambahkan.
Mendengar pernyataan itu, Budiman Sudjatmiko tampak mengelus-elus kacamatanya dan tersenyum.
Ekspresi Budiman Sudjatmiko saat mendengar pernyataan Fadli Zon dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) Tv One bertajuk "Babak Pertama Debat Capres 2019: Siapa yang Menang?", Selasa (22/1/2019) malam. (Capture/Youtube Indonesia Lawyers Club (ILC))
Fadli Zon lantas mengutip hasil polling yang diselenggarakan ILC di akun Twitter.
"Apa dasarnya? Saya kira ada tiga dasar, yang pertama kalau tadi Pak Effendi Gazali mengutip dari salah satu survei media," lanjut Fadli Zon.
"Saya kutip saja hasil survei dari ILC sendiri gitu ya, yang jumlah votersnya itu 24.416, dengan pertanyaan ini dan jawaban dari netizen itu 89 persen untuk 02, 11 persen untuk 01. Mudah-mudahan ini bukan hoaks karena ini dilaksanakan oleh Twitternya ILC."
"Jauh banget ini bedanya, dari sisi indikator sederhana itu polling dan di beberapa polling-polling yang lain itu 02 itu menang, Prabowo-Sandi itu menang dengan telak lagi menangnya," kata Fadli Zon menambahkan.
Pernyataan Fadli Zon itu kemudian mendapat pertanyaan dari pembawa acara Karni Ilyas.
Karni Ilyas menanyakan, apa yang menjadi validitas polling lewat Twitter.
"Tunggu dulu-tunggu dulu validitas soal polling lewat Twitter atau media sosial itu sejauh apa?," tanya Karni Ilyas memotong omongan Fadli Zon.
"Kalau validitas itu bisa diuji, saya kira kalau yang memilih Prabowo-Sandi biasanya itu organik, sementara yang di sana belum tentu bisa robot juga. Tapi kalau dari Prabowo-Sandi biasanya organik orangnya, bisa dicek. Ada bot atau bukan, kalau kita enggak pakai bot langsung organik orang-orangnya," jawab Fadli Zon.
"Indikator kedua adalah kejelasan narasi, ini kan narasi kemarin itu adalah tentang hukum, HAM, terorisme, korupsi jelas itu."
"Saya kira pak Prabowo-Sandiaga Uno menjabarkan tema-tema itu lebih mendalam, menyinggung substansi-substansi dengan pendekatan satu premis yang menurut saya sangat jelas."
"Bahwa pendekatan mereka adalah strukturalis, di dalam melihat persoalan-persoalan hukum, HAM, terorisme, dan korupsi, langsung melihat ke akarnya," kata Fadli Zon.
• Fahri Hamzah Berpesan Pada Gubernur untuk Fokus Seperti DKI dan Sumut, Ganjar Pranowo Beri Tanggapan
Lebih lanjut, Fadli Zon mengungkapkan indikator ketiga adalah kekompakan.
Dalam indikator ini, dirinya membandingkan kekompakan kubu Jokowi dengan Prabowo-Sandiaga Uno.
"Saya kira disitu bisa dilihat bagaimana Pak Prabowo dan Pak Sandiaga Uno ini berbagi kesempatan, kemudian saling komplementer, ada chemistry di antara keduanya yang bisa menjadi dwi tunggal."
"Jadi cawapres itu bukan pajangan, dan bukan pula pelengkap penderita, dan bukan juga ban serep."
"Ini menurut saya jelas di situ, dalam hal ini Pak Prabowo dan Pak Sandiaga Uno itu komplementer, satu sama lain sama menunjang, saling menjadi kekuatan dan menjadi dwi tunggal dan kelihatan rileks," ungkap Fadli Zon.
Simak video selengkapnya di bawah ini:
(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)