Menurut Jokowi, perusahaan aplikator menetapkan tarif per kilometer didasarkan pada banyak pertimbangan.
"Kalau penentuannya keliru, terlalu mahal, bisa terjadi ya perusahaan itu tutup. Makanya hati-hati. Perusahaan juga punya kalkulasi," ujar dia.
"Misalnya ya, ini misalnya saja. Saya minta (tarif per km) itu Rp 9.000 atau Rp 12.000. Kemudian dipaksakan oleh perusahaan, tapi kemudian sekian tahun tidak efektif karena kalah persaingan, apa gunanya?" lanjut dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulĀ Saat Ojek Online Curhat soal Tarif Per Kilometer kepada Jokowi...