TRIBUNWOW.COM - Kebijakan baru maskapai bertarif rendah, yakni Lion Air, Wings Air, dan Citilink, untuk mengenakan tarif pada bagasi penumpang dikritik. Selama ini bagasi dinyatakan gratis, meski dalam batas tertentu.
Nori Utari yang bekerja di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, terbang ke Jakarta tiga kali dalam satu tahun untuk berkumpul bersama keluarganya.
Mengetahui bahwa salah satu maskapai andalannya itu akan mengenakan tarif bagasi, Nori harus mengurangi frekuensi kepulangannya ke Jakarta.
"Aku sedih, harus nabung lebih banyak buat tiket dan bagasi," tambahnya.
Fordhanto yang sering bekerja ke luar kota, dan memanfaatkan jasa salah satu dari maskapai penerbangan itu menyesalkan rencana tarif bagasi.
"Setiap trip saya selalu membawa alat-alat yang menunjang pekerjaan lebih dari 20 kilogram," kata Fordhanto. Dia akan membayar bagasi yang sebelumnya gratis, dan kelebihan bagasi sekaligus.
• Kebijakan Bagasi Berbayar Lion Air Ditunda, Menhub Minta Berikan Sosialisasi Dua Pekan
Berbeda dengan Nori dan Fordhanto, Eduardo, seorang warganet justru menyambut baik aturan ini.
"Kita bisa belajar jadi orang yang lebih efisien dengan bawa barang seperlunya," kata Eduardo.
Dirinya juga menyisipkan pesan 'semoga layanan makin bagus dan tidak delay'.
Istilah 'no frills' dalam maskapai berbiaya rendah (low-cost carriers/LCC) merujuk pada tidak adanya layanan tambahan dalam penerbangan.
Maskapai jenis ini meniadakan pelayanan makanan minuman gratis, bagasi cuma-cuma, hingga calon penumpang tidak diberikan keleluasaan memilih tempat duduk.
Dengan begitu, banyak biaya yang dapat ditekan dan berpengaruh pada harga tiket yang cenderung lebih murah dibandingkan dengan biaya tiket Full Service Airline (FSA) atau maskapai dengan pelayanan penuh.
Komponen biaya operasional lainnya juga ditekan, misalnya ketepatan waktu penerbangan, sehingga maskapai tidak membayar lebih atas keterlambatan keberangkatan, seperti yang tertera dalam laman daring Air Asia.
• Lion Air Berlakukan Bagasi Berbayar, Begini Sikap Garuda Indonesia, AirAsia, hingga Citilink
Sejak beroperasi di Indonesia pada 2005 dengan nama Indonesia Air Asia, maskapai ini konsisten dengan atribusi 'no frills' yang artinya tidak ada bagasi cuma-cuma.
Namun beberapa tahun sebelumnya, Lion Air pada 2000 disusul Citilink 2001, dan kemudian Wings Air pada 2003, tidak mengenakan tarif bagasi kepada penumpangnya, kecuali jika kelebihan bagasi, sesuai dengan aturan maksimal berat bagasi yang boleh dibawa masing-masing maskapai.