Pada 3/1/2019 dari pukul 00.00 -24.00 WIB terjadi 37 kali letusan, 42 kali hembusan dan tremor menerus.
Asap kawah bertekanan sedang-kuat, warna putih, kelabu dan hitam, intensitas tebal setinggi 2.000 meter dari puncak kawah.
2) Gunung Anak Krakatau tetap berstatus Siaga (level 3).
Daerah berbahaya di dalam radius 5 km. Masyarakat dihimbau tenang dan meningkatkan kewaspadaan.
Jalur pelayaran Merak - Bakaheuni aman. Tidak terpengaruh letusan.
3) Lihat grafik ini.
Selalu ada jeda waktu istirahat beberap hari kemudian meletus beruntun dari Gunung Anak Krakatau.
Jika ada letusan baru, itu sudah perilaku Gunung Anak Krakatau. PVMBG terus memantau aktivitas vulkanik GAK.
• 5 Hal yang Membuat Erupsi Gunung Anak Krakatau Unik dan Langka, Baru Pertama Kali Terjadi
4) Gunung Anak Krakatau tidak akan meletus seperti ibunya (Gunung Krakatau) tahun 1883.
Jika ditemukan ada retakan saat ini. Itu wajar pada gunungapi pascaletusan.
Percayakan pada PVMBG selaku otoritas pemantau gunungapi.
Mereka punya alat, SDM, ilmu dan pengalaman.
5) Tahun 1883, tiga gunung di Selat Sunda (G.Rakata, G.Danan. G.Perbuatan) meletus bersamaan.
Letusanny besar dan menimbulkan tsunami besar setinggi 36 meter.
Lalu gunungnya hilang. Lalu 1927 muncul Gunung Anak Krakatau (GAK).