"Di Manado, Bahar punya banyak teman orang Kristen. Teman pendetanya juga banyak. Di belakang rumah kami ada gereja. Bahar dulunya sering bermain sekitar situ," kata dia.
• Habib Bahar Bin Smith Ditetapkan Tersangka, Kuasa Hukum Ungkap Pertanyaan yang Dilontaran Penyidik
Ia mengungkapkan, Habib Bahar sering pulang ke Manado.
Waktu dihabiskannya di rumah mereka di Karame serta di Desa Tumbak, Kecamatan Pusomaen, Kabupaten Minahasa Tenggara, daerah asal ibu Bahar.
"Alih-alih melakukan tindakan provokatif, ia malah bersilaturahmi dengan warga sekitar termasuk teman lama," katanya.
Menurut dia, Bahar punya karakter ceria, hangat serta humoris sehingga, ia berteman dengan siapa saja.
"Dari orang terpandang sampai kaum miskin, semua ia berkawan," ucapnya.
Habib Husein lantas menceritakan tentang keluarga bin Smith di Manado.
Menurutnya, keluarga bin Smith sejak lama hidup berdampingan dengan masyarakat beda agama.
"Ibu saya berdarah Arab Tondano sementara ibu Bahar berasal dari Minahasa Tenggara," tuturnya.
Dia dulunya bersekolah di SMA Negeri 1 Manado. Sedangkan Bahar, sekolah di Komo.
Husein mengaku memiliki banyak teman dari berbagai golongan agama.
"Semasa sekolah, semua selalu kumpul di rumah saya. Salah satunya petinggi Polri marga Lasut, kami bahkan mau reunian," kata dia.
Husein bercerita, saat pengadangan Bahar 16 Oktober lalu, ia malah ditelepon oleh rekan rekannya yang beragama Kristen.
"Mereka mengkhawatirkan keselamatan kami, " kata dia.
• Ini Alasan Habib Bahar Tak Ditahan meski Telah jadi Tersangka, Berikut Kalimat yang Diperkarakan
Perkembangan Kasus Habib Bahar