3. Alasan peserta ikut aksi 212
Dilansir dari TribunJakarta.com, Minggu (2/12/2018), sejumlah peserta mengungkapkan alasannya ikut berpartisipasi dalam Aksi Reuni 212.
Yan (30), seornag peserta aksi dari Cirebon, Jawa Barat, menuturkan ia ingin menjadi bagian sejarah karena Aksi 212 sendiri telah menjadi sejarah bagi umat islam di Indonesia.
"Saya ingin jadi bagian sejarah karena Aksi 212 pada 2016 lalu telah menciptakan sejarah bagi umat Islam di Indonesia," katanya ditemui di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018).
Yan juga mengatakan dirinya selalu hadir dalam kegiatan-kegiatan semacam ini, termasuk saat Aksi 411 dan 212 di tahun 2016.
"Setiap ada Aksi Bela Islam saya selalu hadir, tahun kemarin pas reuni satu tahun 2012 saya juga hadir karena kebetulan pas akhir pekan makanya bisa ke Jakarta," ucapnya.
Alasan senada juga diungkapkan Rima (27) yang datang bersama rekan kampusnya.
"Karena mau berpartisipasi saja dalam keguatan 212 karena acara Reuni 212 ini sebagai ajang silaturahmi dan untuk mengenang kembali romansa di tahun 2016 lalu," ucapnya.
Ia mengatakan merasa bangga untuk hadir meski harus berdesakan dan bercuruan keringan karena teriknya matahari.
Tak berbeda, Mulyono (37) yang datang ersama istri dan anaknya mengatakan ia rindu dengan suasana 212 pada 2016 lalu.
"Salah satu alasannya karena Aksi 212 itu adalah aksi yang sangat luar biasa yang pernah saya hadiri. Ada kerinduan juga makanya saya kembali hadir bersama jutaan umat muslim lainnya," katanya.
• Hati-hati! 4 Jenis Komentar Ini Dapat Melanggar Pasal UU ITE, dari Body Shaming hingga SARA
4. Seorang peserta meninggal dunia
Seorang peserta Aksi Reuni 212 bernama Idris dikabarkan meninggal dunia karena kelelahan, dilansir dari Kompas.com.
Idris merupakan Ketua RW 008, Jalan Tanah Rendah, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.
Seorang tetangga almarhum bernama Hade Maisyuroh (63) bercerita, sehari sebelum berangkat menuju Monas, Idris juga mengikuti acara Maulid Nabi di masjid sekitar kampungnya.