TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Burhanuddin Muhtadi menanggapi pidato calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang dianggap meniru slogan kampanye Presiden Amerika, Donald Trump.
Hal itu diungkapkan Burhanuddin Muhtadi dalam program 'Apa Kabar Indonesia Malam' di tvOne, Jumat (12/1/2018).
Diketahui sebelumnya, pidato Prabowo Subianto sempat menyinggung slogan 'Make America Great Again' bisa diadopsi bangsa Indonesia menjadi 'Make Indonesia Great Again'.
• Adopsi Slogan Donald Trump, Prabowo Subianto: Make Indonesia Great Again
Menanggapi hal tersebut, Burhanuddin Muhtadi mengatakan jika pernyataan itu memiliki sisi positif dan negatif.
"Plusnya adalah Gerindra dan Pak Prabowo tidak perlu melalukan proses kreasi yang membutuhkan biaya mahal. Karena 'Make Indonesia Great Again' itu gampang sekali di asosiakan dengan kampanye Donald Trump dengan segala plus minusnya," kata Burhanuddin.
Lebih lanjut, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, slogan itu juga berdampak positif pada Gerindra.
"Plusnya mudah diolah untuk kepentingan kampanye," ucap dia.
• Bantah Prabowo Tak Aktif Kampanye ke Daerah, Ketua DPP Gerindra: Cuma Tidak Selalu Diekspos
Untuk sisi negatif, kata Burhanuddin Muhtadi, slogan itu mudah diasosiasikan dengan Donald Trump.
Menurutnya, Donald Trump termasuk figur yang tidak terlalu populer di Indonesia.
"Kalau misalnya kita survei itu Donald Trump termasuk pemimpin Amerika yang paling tidak populer sepanjang sejarah, khususnya di kalangan umat Islam. Karena banyak kebijakan Donald Trump yang merugikan umat Islam," kata Burhanuddin.
Dirinya menilai, pidato Prabowo Subianto yang dilakukan di hadapan peserta rapat kerja nasional (Rakernas) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) itu kurang pas.
"Memang ada plus minusnya. Tetapi buat saya memang dengan muncul kontroversi itu sudah dibicarakan, jadi satu terobosan menarik juga," pungkas dia.
Simak video selengkapnya di bawah ini:
Sebelumnya diberitakan, Prabowo Subianto menyampaikan slogan itu dalam Rakernas DPP LDII Pondok Pesantren Minhajurrosyidin Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2018).