TRIBUNWOW.COM - Ketua DPP Demokrat, Jansen Sitindaon tampak menanggapi pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla soal pelemahan rupiah terhadap dollar AS.
Hal ini diungkapkan Jansen melalui akun Twitter-nya, @jansen_jsp, Selasa (9/10/2018).
Awalnya, Jansen Sitindaon mentautkan pemberitaan terkait pernyataan Wapres Jusuf Kalla soal pelemahan rupiah terhadap dollar AS.
• Atasi Pelemahan Rupiah, Menkeu dan Gubernur Bank Indonesia akan Lakukan Pembauran Kebijakan
Dalam pemberitaan itu, Jusuf Kalla menyebut jika pelemahan rupiah disebabkan dua faktor, dari luar dan dalam.
Menanggapi hal itu, Jansen Sitindaon mengatakan pernyataan Jusuf Kalla merupakan sesuatu yang bijak.
Jansen Sitindaon mengatakan jika ada persoalan internal, sebaiknya dibenahi secara bersama-sama.
"@Pak_JK ini baru bijak. Gentlemen! ada masalah internal juga. Bkn kayak Menterinya, bosan dengarnya: "dikit² eksternal.. dikit² krn negara lain". Untung alasannya belum sampai krn ada masalah dr planet lain.
--Kalau internal mari kita benahi bersama. Krn dampaknya ke kita semua," tulis Jansen Sitindaon.
Cuitan Jansen Sitindaon (Twitter/@jansen_jsp)
Sementara diberitakan Kompas.com pada Selasa (9/10/2018), Wapres Jusuf Kalla menyebut ada dua faktor yang memengaruhi pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
"Ya rupiah memang melemah. Sekarang hari ini Rp 15.200 sekian per dollar AS. Itu tentu ada juga masalah dari luar, ada juga masalah dari dalam. Jadi dua-duanya," ujar Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Selasa (9/10/2018).
Jusuf Kalla menuturkan, pemerintah saat ini sulit untuk mengambil langkah dalam mendongkrak rupiah akibat tekanan dari luar negeri.
Faktor dari dalam, kata Jusuf Kalla, pemerintah akan berupaya untuk mengurangi impor sehingga permintaan dolar bisa dikurangi.
Ia juga mengatakan, Bank Indonesia (BI) terus melakukan upaya untuk menstabilkan rupiah lewat gelontoran cadangan devisa ke pasar uang.
"Diintervensi BI. Kalau tidak bisa ya pemerintah seperti menghemat impor. Hanya itu," kata dia.
• Tanggapi soal Pelemahan Rupiah, Romahurmuziy: Jangan Bawa Persoalan ini dengan Bumbu Politik
Dikutip TribunWow.com dari Kontan.co.id pada Senin (9/10/2018), kurs rupiah di pasar spot melemah 0,11 persen ke Rp 15.235 per dollar AS dari harga penutupan kemarin pada Rp 15.218 per dollar AS.
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menunjukkan posisi rupiah di Rp 15.193 per dollar AS, melemah 0,07% dari penutupan akhir pekan lalu.
Sedangkan, di pasar spot, rupiah berada di atas level Rp 15.000 sejak Selasa pekan lalu.
Rupiah kian tertekan mengingat tren kenaikan harga minyak dunia masih berlanjut.
Kenaikan tersebut berpotensi membebani defisit transaksi berjalan Indonesia untuk beberapa waktu ke depan.
“Data cadangan devisa Indonesia yang kembali berkurang juga kurang baik dampaknya bagi rupiah di tengah belum adanya upaya baru dari pemerintah untuk menekan pelemahan kurs,” ungkap Analis Monex Investindo Futures, Faiysal.
Menurut Faisyal, rupiah masih rentan terkoreksi sepanjang hari ini karena minimnya data ekonomi terbaru dari dalam negeri.
Prediksinya, rupiah berpeluang bergerak di kisaran Rp 15.130—Rp 15.250 per dollar AS pada hari ini.
• Rupiah Tembus Rp 15.200 Per Dollar AS, Ferdinand Hutahaean: Terpuruk Di Dasar Bumi
Ahmad Mikail Ekonom Samuel Sekuritas mengatakan meski indeks dollar AS berpotensi melemah hari ini, karena data pertumbuhan upah di AS melemah.
Senada dengan Faisyal, Ahmad memproyeksikan rupiah masih akan bergerak di level Rp 15.150 per dollar AS hingga Rp 15.250 per dolar AS di perdagangan hari ini.
Penguatan dollar AS pun terasa di pasar uang Asia.
Di kawasan Asia, hanya mata uang dolar Hong Kong yang hari ini menguat terhadap dolar AS.
Sedangkan mata uang lainnya melemah.
Persentase pelemahan terbesar tampak pada mata uang yuan, disusul dollar Taiwan, dan rupiah. (TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)