Tanggapi Pernyataan Mahfud MD di ILC, Andi Arief: Murni Pertarungan Kegagalannya

Penulis: Vintoko
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Andi Arief dan Mahfud MD

"Saya (Monoarfa) bersama Romy sudah bertemu Presiden, Romy mengatakan bahwa kalau pasanganya Prabowo itu Salim Segaf, nanti lawannya Pak Mahfud, kalau nanti pasangannya Prabowo itu AHY, sama-sama millenial lawannya Romy, tapi sudah tahu dia kalau pak Jokowi pilih saya," kata Mahfud MD.

"Saya bilang, mas Anda ini kok ngomongnya beda, dengan yang waktu ketemu saya, jangan main-mainlah saya bilang," sambung Mahfud MD.

Soal Pilihan Cawapres Jokowi, Mahfud MD: Saya Tersinggung dengan Omongan Romahurmuziy

Namun, setelah dirinya batal menjadi cawapres, Mahfud mengatakan jika dirinya masih tetap berada di pihak Jokowi.

Pasalnya, dirinya masih anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

"Sampai sekarang saya bersama Pak Jokowi. Pak Jokowi punya dua fungsi, satu dalam fungsi kenegaraan dia presiden, tapi politiknya dia calon presiden. Saya bersama pak jokowi sekurang-kurangnya sampai saat ini di kenegaraan di BPIP," ujar Mahfud MD.

Lantas, Mahfud MD mengungkapkan kronologi kenapa dirinya masih ingin bersama dengan Jokowi di pemerintahan.

Mahfud mengungkit pada masa lalu, jika dirinya sempat diperhadapkan dengan beberapa tawaran yang menarik, seperti diantaranya Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) hingga Komisaris Utama.

Pada Mei 2015, dirinya ditawari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan untuk menjadi Menkopolhukam.

"Saya di tawari jabatan menteri sejak awal di dalam kabinetnya (Jokowi) ini, pada bulan Mei tahun 2015, saya diberitahu oleh Pak Luhut, 'Pak Mahfud, pemerintah perlu bantuan untuk Menkopolhukam, karena mau ada reshuflle, Pak Jokowi sangat menghargai profesionalitas Pak Mahfud disini'," kata Mahfud.

"Saya bilang seneng banget jabatan ini, tapi saya kan punya etika politik karena tahun 2014 saya mendukung Prabowo. Masak, saya masuk kabinetnya Pak Jokowi? Kan nanti saya diketawain orang, yang berkeringat untuk Jokowi kan banyak, kalau diangkat oke, tapi inget yang mau jadi Menko banyak," ungkap Mahfud menambahkan.

Lebih lanjut, Mahfud mengungkapkan jika dirinya kembali ditawari menjadi Menkopolhukam, namun dengan tegas ia menolaknya lantaran memiliki etika politik.

"Berikutnya saya ditawari jadi komisaris utama, gajinya besar, saya bilang Pak Luhut, saya ini ahli hukum gak ngerti urusan saham, minta maaf saya ndak bisa jadi komisaris," ujar Mahfud.

"Berikutnya jaksa agung, pemerintah minta usul jaksa agung, saya ndak mau," ungkapnya menambahkan.

Tolak Tawaran Menkopolhukam hingga Komisaris Utama, Mahfud MD: Saya Punya Etika Politik

Mahfud kemudian mengatakan jika Jokowi sedang risau terkait lemahnya ideologi bangsa Indonesia.

"Sampai akhirnya apa, suatu saat 'Pak Jokowi agak risau lemahnya ideologi, dan akan dibuat unit kerja Ideologi Pancasila. Nah, kalau ideologi saya mau, saya bilang ini negara, saya risau juga perkembangan radikalisme, ini saya kira persoalan ideologi harus dikuatkan lagi," urai Mahfud.

"Kalau ideologi saya mau, menteri-menteri nanti saya berkeringat dulu dong, saya bantu baru saya bisa jadi begitu. Karena saya punya etika politik," tegas dia.

Mahfud mengungkapkan jika hubungannya dengan Presiden Jokowi hingga saat ini masih sangat baik.

(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)