Dahnil kembali membalas dengan mengatakan bahwa berita sebelumnya juga mengatakan jika Rio Tinto telah mengerluarkan statemen, sehingga Dahnil menyimpulkan jika akun 'tuyul' dan rombongan Yunarto segera menuduh.
"Tidak kecepatan Mas. Wong jelas berita-berita sebelumnya Rio Tinto sudah keluarkan statement. Makanya saya buat kesimpulan seperti itu ketika muncul posting dari salah satu akun Bang @adamWH68 tapi, seperti biasa akun-akun Tuyul dan rombongan anda langsung produksi narasi menuduh :-). Tapi, it was Oke," jawab Dahnil.
Tweet Dahnil Anzar dan Yunarto Wijaya (Capture Twitter)
Yunarto pun membantah jika Dahnil lah yang cepat menuduh.
"Rombongan saya? Kali ini jelas anda terlalu cepat menuduh, " jawab Yunarto.
• Sindir Pimpinan DPR, Tsamara Buat Tagar 2019 DPR Berubah: Yakin yang Seperti Ini Mau Diteruskan?
Sementara itu, dikutip TribunWow.com dari Kontan, pemerintah melalui holding industri pertambangan yakni PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) sudah menyepakati harga divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) senilai US 3,85 miliar dolar.
Dengan rincian, harga participating interest (PI) 40% milik Rio Tinto seharga US 3,5 miliar dolar dan 9,36% saham milik PT Indocopper Investama yang sepenuhnya dimiliki oleh Freeport McMoRan.inc seharga US 350 juta dolar.
Setelah dihitung-hitung, ada perbedaan perhitungan harga antara participating interest Rio Tinto dengan saham milik Indocoper Investama.
Sebagai hitungan sederhana, jika kedua harga itu ditarik menjadi 100% harusnya akan mendapatkan harga yang sama. Namun ini berbeda.
Berdasarkan hitungan Kontan.co.id, jika harga 40% participating interest Rio Tinto senilai US 3,5 miliar dolar.
Maka, harga 100% participating interest Rio Tinto adalah 8,75 miliar dolar.
Sedangkan, harga 9,36% saham Indocopper senilai US 350 juta dolar jika menggunakan perhitungan 100% maka jadinya US 6,25 miliar.
Head of Corporate Communications Inalum Rendi A. Witular mengatakan, ada cara penghitungan yang berbeda antara participating interest Rio Tinto dengan saham Indocopper Investama.
Menurutnya, menghitung participating interest tidak bisa disetarakan sebagai saham terlebih dulu.
Lagi pula, dalam klausul perjanjian antara Freeport Indonesia dan Rio Tinto telah disepakati, bahwa Rio Tinto baru bisa merubah participating interest menjadi saham di tahun 2022.
“Jadi hitungannya 40% saja, tidak bisa ditarik 100% karena ini participating interest. Kenapa lebih besar, ya karena perhitungannya adalah proyeksi cash flow dari produksi sampai 2041 itu yang dihitung,” kata Rendi, Jumat (13/7/2018). (TribunWow.com/Tiffany Marantika)