Pilkada Serentak 2018

Pakar Statistik IPB: Sudah Hampir Pasti Hasil Quick Count Berbeda dengan Real Count dari KPU

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar Statistik Institut Pertanian Bogor (IPB), Khairil Anwar Notodiputro

Khairil menambahkan quick count yang memiliki hasil yang berbeda jauh dengan real count tidak selalu salah.

Sebab, secara teori, kesalahan seperti itu bisa terjadi walaupun peluangnya kecil.

Namun, kesalahan seperti itu bisa juga karena mal-praktek dalam pelaksanaan survei.

Sudjiwo Tedjo Angkat Bicara soal Aksi Demo di Depan Gerai Markobar Milik Gibran Rakabuming

"Apakah QC yg beda jauh dgn RC berarti surveinya salah? Tidak selalu, karena secara teori kesalahan seperti itu bisa terjadi walau peluangnya kecil. Tetapi kesalahan seperti itu bisa juga karena mal-praktek dalam pelaksanaan survei," tambah Khairil.

Pakar statistik ini juga menambahkan perbedaan quick count yang jauh dengan real count juga bisa karena kenakalan lembaga survei.

"Apakah perbedaan QC & RC yang besar bisa karena kenakalan lembaga survei. Bisa karena survei itu ibarat pisau. Bisa untuk kebaikan seperti untuk memasak, tapi bisa juga untuk membunuh. Begitu juga sarung, bisa untuk dipakai sholat tapi bisa untuk gantung diri. Saya tidak tertarik membahas kenakalan itu," tambah Khairil.

Pencarian KM Sinar Bangun Dihentikan, Mardani Ali Sera Bandingkan dengan Pencarian Pesawat MH370

Sementara, praktek statistik quick count yang tidak jujur bisa merusak ilmu pengetahuan dan mental masyarakat.

"Karena itu dalam twit ini diasumsikan tidak ada kenakalan. Praktek statistik yang tidak jujur merusak ilmu pengetahuan dan mental masyarakat. Bukan saya tidak paham soal praktek ketidakjujuran ini, tapi saya tidak tertarik. Saya bahas yang lurus2 saja, jalan yang lurus insya Allah berpahala," tulis Khairil.

Namun, pakar statistik yang satu ini mengungkapkan bahwa berkomentar mengenai praktek kenakalan lembaga survei quick count bukan menjadi ranahnya.

"Selain itu saya soal kenakalan survei ini bukan ranah saya. Itu ranah praktek, biarlah dijelaskan oleh ahlinya Dr. @BurhanMuhtadi . Saya cuma guru dan pengamat yg berdiri di pinggir lapangan sambil sarungan pakai peci dan minum kopi," tungkas pakar statistik IPB ini.

(Tribunwow/Tiffany Marantika)