"Namun dengan meyakini tidak pernah memastikan tepatnya Lailatul Qadar membuat para pecinta Ilahi dan pemburu Lailatul Qadar diliputi suasana batiniah yang deg-degan, penasaran, penuh harap, cemas yang agaknya sesuai dengan suasana religiusitas yang dipenuhi misteri dan lebih banyak ke soal harapan daripada kepastian.
Bukankan dengan mengira dan membidik adanya Lailatul Qadar di setiap malam di 10 terakhir bulan Ramadhan kita akan semangat mengintai di malam-malam itu, di mana malam-malam itu yang kita dialihkan dengan kesibukan persiapan lebaran, mulai dari mudik, acara lebaran, hingga midnight sale?
Senantiasa berharap memperoleh karunia Allah Swt melalui Lailatul Qadar dengan penuh kesabaran dan keteguhan mengintai, membidik dan menunggu di tiap malam-malam terakhir bulan Ramadhan adalah wujud dari keyakinan kita berdasarkan harapan bahwa hanya Allah Swt satu-satunya tempat kita berharap, bergantung dan yang bisa memastikan apapun atas kita.
Sedangkan kita yang daif dan fana ini, tak bisa secuil pun memastikan atas segala sesuatu," ungkapnya.
• Ruhut Sitompul: Pak AR dalam Politik Etika Harus Dijaga, Anda Belum Kerja Sudah Menghina Pak Jokowi
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)