Pilpres 2019

Fadli Zon Bersama 2 Anggota DPR RI Pamerkan Kaus #2019GANTIPRESIDEN, 'Akhirnya Dapat Kaos'

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fadli Zon dan kaus #2019GANTIPRESIDEN

Padahal seharusnya pemerintah melakukan proteksi terhadap ekspansi tenaga kerja asing di Indonesia.

‎"Itu salah satu kebijakan yang sangat ironis. dan menurut saya ini tidak pro rakyat. dan saya kira serikat-serikat pekerja, yang saya tahu itu melakukan protes terhadap aturan ini. Seharusnya ketika kita kuat ya kita boleh saja ekspansif kebijakan itu. ketika kita lemah kita harusnya protektif," katanya.

Selain itu dalam masalah pangan. Fadli mengatakan Indonesia harusnya melakukan proteksi dengan tidak melakukan impor ketika kondisi pangan sedang lemah. Pemerintah harus memproteksi petani dengan menyuplai sejulah bantuan untuk meningkatkan produksi.

‎"Jadi kalau misalnya dalam sebuah persaingan pangan itu kita ini lagi lemah ya kita harus protektif pada petani kita, tidak boleh impor. Tapi ketika kita lagi kuat, produksi lagi naik-naiknya kita harus ekspansif membuka akses pasar diluar supaya menerima produk dari indonesia," katanya.

Tanggapan Jokowi perihal kaus #2019GANTIPRESIDEN

Saat menemui ratusan relawannya di Puri Begawan, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (8/4/2018), Jokowi sempat melontarkan jawaban atas tersebarnya hastag #2019GANTIPRESIDEN.

Selain hastag #2019GANTIPRESIDEN yang beredar di media sosial, hastag tersebut juga dituangkan dalam bentuk kaos maupun gelang.

"Sekarang isu kaos ganti presiden 2019. Masa dengan kaos bisa ganti presiden," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara Konvensi Nasional Galang Kemajuan Tahun 2018 di Ballroom Puri Begawan, Bogor, Sabtu (7/4/2018).

Jokowi menilai dengan kaos berhastag itu, tidak bisa mendorong pergantian Presiden.

"Masa pakai kaos bisa ganti Presiden, enggak bisa," ucapnya disambut tepuk tangan para relawan.

Jokowi bertutur hanya ada dua hal yang bisa mendorong pergantian itu, yakni rakyat dan tuhan.

"Kalau rakyat berkehendak bisa, kalau rakyat nggak mau bisa. Yang kedua, ada kehendak dari Allah SWT," katanya. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)