Setibanya di Taman Bantaran, keduanya sempat ke warung kopi. Setelah beberapa saat di warung, keduanya sempat menengak miras.
Kemudian, sekitar pukul 04.00 WIB, korban mengajak Wahyu menuju pinggir bengawan.
Setelah itu, berdasarkan keterangan saki Wahyu korban tiba menyeburkan diri ke sungai.
Logos menuturkan, korban yang beralamat di Dusun Ngasem Desa Tekik Kecamatan Girisubo Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta ini mengalami masalah keluarga.
"Dari curhatan korban kepada temannya, korban mengalami permasalahan keluarga," kata Logos.
Sempat SMS Ayahnya
Sementara itu, fakta mengejutkan muncul. Bahwa sebelum terjun bunuh diri ke Sungai Bengawan Madiun, Hani ternyata pamitan ke orang tuanya. Dia mengirim SMS atau pesan pendek kepada ayahnya.
"Sekitar pukul 02.30, dia SMS saya. Pak saya dolan di Bantaran, ngilangi sumpek," kata Sarino (48) ayah korban.
Saat itu, dirinya sudah sangat mengantuk dan sempat membalas SMS dari putri pertamanya itu. Namun, kalimat yang dia kirim melalui SMS belum selesai ia ketik karena ia sudah sangat mengantuk.
"Saya cuma sempat nulis, Ssstt. Maksud saya, mau menulis Ssssst ojo nglantur, tapi saya malah ketiduran," kata ayah tiga orang anak ini.
Ia menuturkan, Rina Nur Era Batiah memang sedikit bermasalah sejak kecil. Dia putus sekolah ketika duduk di bangku SMP.
Selama ini, kata Sarino, Hani bekerja di Kalimantan, namun ia tidak mengetahui persis pekerjaan apa yang dilakoni putrinya. Sekitar seminggu yang lalu, putrinya pulang dari Kalimantan.
Lima bulan sebelumnya, Hani sempat menghubungi dirinya dan mengatakan akan menikah dengan seorang pria asal Ngawi.
"Sudah tiga tahunan tidak menghubungi saya. Saya hubungi juga idak balas. Sekitar lima bulan yang lalu, menghubungi saya mau lamaran dengan orang Ngawi, tapi Setelah itu saya hubungi nggak bisa," ucapnya.
Pada saat itu, dia mengatakan kepada Hani sebaiknya bila ingin melangsungkan pernikahan sebaiknya pada bulan sebelas atau November, tahun lalu.